Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Empat Fakta Terbaru Tragedi Halloween di Itaewon

itaewon merupakan daerah yang selalu ramai turis. Berikut sejumlah fakta mengapa banyak korban dalam tragedi Halloween di Itaewon.

1 November 2022 | 13.48 WIB

Sebuah jalan di distrik Itaewon dipadati sekitar 100.000 orang saat perayaan pesta Halloween yang berujung tragedi pada Sabtu malam, 29 Oktober 2022. Sebanyak 154 orang dikabarkan tewas dan ratusan lainnya terluka karena saling berhimpitan di jalanan yang sempit. Yonhap via REUTERS
Perbesar
Sebuah jalan di distrik Itaewon dipadati sekitar 100.000 orang saat perayaan pesta Halloween yang berujung tragedi pada Sabtu malam, 29 Oktober 2022. Sebanyak 154 orang dikabarkan tewas dan ratusan lainnya terluka karena saling berhimpitan di jalanan yang sempit. Yonhap via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Itaewon adalah salah satu tempat terkenal di Seoul, Korea Selatan. Sebelum terjadi tragedi Halloween yang menewaskan lebih dari 150 orang, gang-gang sempit di Itaewon selalu ramai didatangi turis. Kehidupan malam menggeliat di bawah sinar lampu neon yang menyala terang.  

Baca: Tragedi Itaewon: Keluarga Korban Mulai Merencanakan Pemakaman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pada Sabtu malam, puluhan ribu orang membanjiri daerah di pusat kota Seoul itu untuk merayakan Halloween. Namun kepanikan meletus ketika kerumunan membengkak, beberapa saksi mengatakan orang-orang menjadi sulit bernapas dan tidak mungkin bergerak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hingga Minggu, jumlah korban tewas meningkat menjadi 154 orang dengan puluhan lainnya terluka. Pihak berwenang sekarang meluncurkan penyelidikan untuk mencari tahu mengapa tragedi itu terjadi. 

Berikut sejumlah fakta tentang tragedi Itaewon:

Peserta Halloween di Itaewon Membludak
Itaewon telah lama menjadi tempat populer untuk merayakan Halloween. Sejak beberapa tahun terakir, perayaan Halloween menjadi populer di Asia. Beberapa turis asing bahkan terbang ke Seoul untuk perayaan tersebut.

Selama dua tahun terakhir, perayaan Halloween diredam oleh pembatasan pandemi. Sabtu malam merupakan Halloween pertama sejak negara itu mencabut pembatasan Covid-19 yang ditandai ramainya penduduk lokal dan turis asing. Hotel dan tiket acara Halloween ludes terjual jauh sebelum acara digelar.

Detik-detik terjadinya tragedi 
Saksi mata mengatakan bahwa pengendalian massa sebelum berubah menjadi mematikan sangat sedikit. Video dan foto yang diposting ke media sosial menunjukkan orang-orang berdesakan, berdiri di jalan sempit.

Seorang saksi mata mengatakan butuh beberapa waktu bagi orang untuk menyadari ada sesuatu yang salah. Teriakan orang-orang yang panik tak terdengar karena musik ingar bingar dari klub dan bar di sekitarnya.

Setelah panggilan darurat pertama datang sekitar pukul 10:24 malam, pihak berwenang bergegas ke tempat kejadian. Namun banyaknya orang membuat petugas kesulitan menjangkau korban yang membutuhkan bantuan.

Video yang diposting ke media sosial menunjukkan orang-orang menolong pengunjung pesta yang tergeletak di tanah sambil menunggu bantuan medis. Ribuan orang dalam kostum Halloween tampak kebingungan dan kekacauan pun meluas. 
Seorang saksi menggambarkan melihat seorang petugas polisi berteriak selama bencana. Namun beberapa orang yang sedang berpesta mengira polisi itu adalah pengunjung pesta lainnya.

Penyebab kerusuhan masih dalam penyelidikan. Namun para pejabat mengatakan tidak ada kebocoran gas atau kebakaran di lokasi.

Korban berusia muda 
Korbannya masih muda, kebanyakan berusia remaja dan awal 20-an, kata pihak berwenang. Terkenal dengan kehidupan malam dan restorannya yang trendi, Itaewon populer di kalangan backpacker dan mahasiswa internasional.

Di antara 154 orang tewas setidaknya 26 warga negara asing, menurut pihak berwenang, dengan korban dari negara-negara termasuk Amerika Serikat, Cina, Iran, Thailand, Sri Lanka, Jepang, Australia, Norwegia, Prancis, Rusia, Austria, Vietnam, Kazakhstan dan Uzbekistan. .

Semua kecuali satu korban telah diidentifikasi, menurut Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo dalam sebuah pengarahan pada hari Senin. Korban termasuk 56 pria dan 97 wanita, menurut laporan Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan.

Kementerian Pendidikan Korea Selatan mengatakan Senin bahwa enam siswa sekolah termasuk di antara yang tewas, termasuk satu di sekolah menengah. Tiga guru juga meninggal.

Tanggapan resmi pemerintah
Lee Sang-min, Menteri Dalam Negeri dan Keamanan, mengatakan pada hari Minggu bahwa sejumlah besar polisi dan pasukan keamanan telah dikirim ke bagian lain Seoul pada hari Sabtu sebagai tanggapan atas kemungkinan protes. Sementara itu di Itaewon, massanya tidak terlalu besar, katanya, sehingga hanya pasukan keamanan normal yang dikerahkan di sana.

Saat bencana terjadi Sabtu malam, lebih dari 1.700 pasukan tanggap darurat dikirim, termasuk lebih dari 500 petugas pemadam kebakaran, 1.100 petugas polisi, dan sekitar 70 pegawai pemerintah.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengadakan pertemuan darurat dan mendesak para pejabat untuk mengidentifikasi korban tewas sesegera mungkin.

Yoon berjanji untuk menerapkan langkah-langkah baru untuk mencegah insiden serupa terjadi lagi. Pemerintah akan melakukan inspeksi darurat tidak hanya untuk acara Halloween tetapi juga untuk festival lokal dan mengelolanya secara menyeluruh sehingga dilakukan dengan tertib dan aman.

Pemerintah Korea Selatan juga akan memberikan perawatan psikologis dan dana untuk keluarga yang meninggal dan terluka. Pihak berwenang telah menyatakan masa berkabung nasional hingga 5 November, dan menetapkan distrik Yongsan-gu, tempat Itaewon berada, sebagai daerah bencana khusus.

Simak: Itaewon: Pusat Hiburan Malam dan Masjid Pertama di Korea Selatan

CNN | REUTERS 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus