Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengakui sanksi ekonomi Amerika Serikat ke negara itu akan berdampak pada kehidupan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi Iran, namun hal ini tetap tak akan membuat Teheran tunduk pada Amerika Serikat.
"Tujuan Amerika Serikat adalah untuk membuat sistem di negara Islam Iran tunduk dan saya pastikan ini akan gagal, namun tidak ada keraguan sanksi ekonomi ini akan berdampak pada kehidupan masyarakat dan perkembangan negara serta pertumbuhan ekonomi," kata Rouhani, saat mengajukan rancangan anggaran pengeluaran negara sebesar 4.700 triliun rial ke Parlemen Iran, Selasa, 25 Desember 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kombinasi foto Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani. (AP Photo)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada Mei 2018. Dengan keputusan itu, maka Trump pun memberlakukan kembali sanksi ekonomi kepada Iran, salah satunya embargo yang akan memukul industri minyak Iran.
Dalam presentasinya soal rancangan anggaran itu, Rouhani mengatakan para PNS akan mendapatkan kenaikan gaji 20 persen pada tahun anggaran yang dimulai pada Maret 2019. Teheran juga telah menganggarkan dana sebesar US$ 14 miliar atau Rp 203 triliun untuk mensubsidi harga bahan - bahan pokok dan obat-obatan. Anggaran pengeluaran 2019, naik US$ 13 miliar dibanding 2018.
Teheran mengatakan anggaran ini dibuat untuk membantu kelompok masyarakat Iran berpenghasilan rendah, diantaranya para PNS dan pensiunan. Anggaran pengeluaran ini juga untuk mendorong sektor produksi, lapangan kerja dan menghidupkan kembali proyek-proyek negara yang macet dengan bantuan investor - investor swasta.