Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Orang-orang yang terbukti bersalah melakukan pelecehan rasis online terhadap pemain sepak bola akan dilarang menghadiri pertandingan hingga 10 tahun di bawah undang-undang baru, kata Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perintah Larangan Sepak Bola, diberlakukan untuk mencegah kekerasan atau kekacauan pada pertandingan profesional, melarang individu menghadiri pertandingan selama minimal tiga dan maksimal 10 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersama istrinya Carrie Johnson setelah pertandingan final Euro 2020 Italia vs Inggris di Stadion Wembley, London, Inggris, 11 Juli 2021.[Pool via REUTERS/John Sibley]
Dikutip dari Reuters, 26 Desember 2021, undang-undang yang ada akan diperluas untuk mencakup pelanggaran kebencian online. Sebelumnya Perdana Menteri Boris Johnson berjanji untuk memperketat tindakan pada Juli setelah ujaran rasisme yang ditujukan kepada pemain kulit hitam Inggris menyusul kekalahan di final Euro 2020.
"Musim panas ini kami melihat permainan indah dirusak oleh rasisme memalukan dari troll online, yang bersembunyi di balik keyboard mereka dan melecehkan pemain kami," kata Patel.
"Mereka yang bertanggung jawab atas pelecehan rasis yang mengerikan secara online harus dihukum. Perubahan undang-undang yang saya umumkan akan memastikan mereka dilarang menghadiri pertandingan sepak bola," katanya.
Undang-undang baru akan diajukan pada awal tahun baru, media Inggris melaporkan, dalam bentuk amendemen RUU Polisi, Kejahatan, Hukuman dan Pengadilan.
Menurut statistik pemerintah, ada 1.359 larangan sepak bola yang berlaku di seluruh Inggris dan Wales pada 1 Agustus.
REUTERS