Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bagaimana Julian Assange WikiLeaks Bebas

Julian Assange, pendiri WikiLeaks, tiba di Australia setelah dibebaskan dari penjara Inggris. Ada campur tangan pemerintah.

30 Juni 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Australia

Julian Assange Bebas

JULIAN Assange, warga negara Australia pendiri WikiLeaks, tiba di Canberra, Australia, pada Rabu, 26 Juni 2024, setelah dibebaskan dari penjara Inggris pada hari yang sama. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, yang telah lama melobi pembebasan Assange, mengatakan, apa pun pandangan orang tentang Assange, dia menilai kasusnya telah berlarut-larut dan dia selalu menganjurkan kasus Assange diselesaikan. “Pemerintah Australia membela warga negara Australia. Itulah yang kami lakukan,” katanya dalam konferensi pers di Gedung Parlemen, Canberra, Kamis, 27 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Assange menjadi pusat perhatian internasional pada 2010 setelah WikiLeaks menerbitkan sejumlah dokumen rahasia dari Chelsea Manning, mantan analis intelijen Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Dokumen itu menunjukkan video serangan pasukan Amerika di Irak, catatan perang militer Amerika dari Afganistan dan perang Irak, serta kawat diplomatik Amerika.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada November 2010, Swedia mengeluarkan perintah penangkapan Assange dalam kasus dugaan kekerasan seksual. Assange membayar uang jaminan kepada Kejaksaan Inggris agar tidak ditahan dulu, tapi dia kemudian mencari suaka ke Kedutaan Ekuador di London dan mendekam di sana selama tujuh tahun. Setelah Ekuador mencabut suakanya pada 2019, polisi Inggris menahannya karena melanggar aturan uang jaminan, kemudian Assange dibui di Penjara Belmarsh, London, selama lima tahun. Pada saat yang sama, Departemen Kehakiman Amerika Serikat mendakwa Assange dengan Undang-Undang Spionase karena membocorkan dokumen rahasia negara dan meminta Inggris mengekstradisinya.

Pemerintah Australia kemudian campur tangan untuk melobi Amerika. Setelah tawar-menawar berjalan, pada 24 Juni 2024, Assange bersedia mengaku bersalah atas dakwaan spionase Amerika dengan hukuman 62 bulan penjara, waktu yang sama dengan masa dia dipenjara di London saat menunggu diekstradisi ke Amerika. Hal ini membuat Assange segera bebas dari penjara dan dapat pulang ke Australia.


India

Rahul Gandhi Jadi Pemimpin Oposisi

Rahul Gandhi, disela sela konferensi pers di kantor Pusat Partai Kongres di New Delhi, India, 4 Juni 2024. Reuters/Anushree Fadnavis

RAHUL Gandhi, pemimpin Partai Kongres Nasional India (INC), terpilih sebagai pemimpin oposisi di Lhok Sabha, majelis rendah parlemen India, pada Selasa, 25 Juni 2024. Ini pertama kalinya dalam satu dekade terakhir kursi itu diisi dan pertama kali pula pesaing utama Perdana Menteri Narendra Modi memegang peran konstitusional sejak Rahul terjun ke dunia politik pada 2004. “Ini akan menjadi parlemen yang penuh gejolak dan pihak oposisi akan menuntut pemerintah,” kata komentator politik Neerja Chowdhury kepada BBC.

Sejak 2014, tidak ada partai oposisi yang meraih 10 persen atau 55 dari 543 kursi Lhok Sabha, syarat yang dibutuhkan untuk mendapatkan jabatan tersebut. Namun, dalam pemilihan umum tahun ini, Kongres memperoleh 99 kursi. Kongres juga menggaet partai-partai oposisi lain membentuk Aliansi Nasional Pembangunan Inklusif India (INDIA), koalisi partai yang menguasai 234 kursi.

Dengan dukungan INDIA dan posisinya sebagai pemimpin oposisi, Rahul akan menjadi penyeimbang yang kuat bagi pemerintahan pimpinan Modi. Partai Kongres mengatakan Rahul akan memastikan pemerintah selalu dimintai pertanggungjawaban atas semua kebijakannya.

Menurut India Today, pemimpin oposisi memainkan peran penting di parlemen dengan menjadi pengawas dan menjaga keseimbangan yang diperlukan terhadap pemerintahan. Dia juga akan memastikan bahwa beragam perspektif dipertimbangkan dan sudut pandang alternatif terwakili dalam setiap pengambilan kebijakan.

Pemimpin oposisi sering disebut sebagai “perdana menteri bayangan” dan akan membentuk kabinet bayangan, yaitu sekelompok anggota oposisi yang mencerminkan peran kabinet di pemerintahan. Kabinet bayangan ini siap mengambil alih pemerintahan jika pemerintahan yang berkuasa jatuh.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Kini meliput isu internasional. Sebelumnya menulis berbagai topik, termasuk politik, sains, dan seni. Pengasuh rubrik Pendapat dan kurator sastra di Koran Tempo serta co-founder Yayasan Mutimedia Sastra. Menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (Kemitraan Partnership, 2020). Lulusan Filsafat Universitas Gadjah Mada.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus