Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan di Brooklyn, New York pada Selasa untuk memprotes kebijakan Amerika Serikat yang mempersenjatai Israel di tengah serangan di Gaza. Massa berkumpul di sekitar spanduk bertuliskan “berhenti mempersenjatai Israel” dalam protes yang dipimpin oleh kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian, seperti dilaporkan kantor berita Reuters pada Rabu, 24 April 2024.
Para penyelenggara mengatakan mereka mendapat inspirasi berdemonstrasi dari organisator Yahudi dan aktivis hak-hak sipil Afrika-Amerika untuk menciptakan “Freedom Seder”, protes Paskah pada 1969 silam. “Freedom Seder” merupakan perkumpulan antaragama dan antar-ras yang dilakukan pada peringatan pertama pembunuhan Martin Luther King Jr. pada 1968, ketika Perang Vietnam berkecamuk.
Seder awalnya adalah perayaan Paskah dan upacara yang memperingati kisah Eksodus, saat Musa memimpin para budak Yahudi keluar dari Mesir.
Protes di Brooklyn diselenggarakan oleh kelompok sayap kiri Jewish Voice for Peace dan gerakan If Not Now. Mereka melihat protes Seder sebagai bagian dari tradisi Yahudi yang dapat telusuri kembali ke Rabi Arthur Waskow, yang mengadakan “Freedom Seder” pertama.
“Paskah adalah kisah pembebasan kami, dan kami diperintahkan untuk menceritakannya setiap tahun,” kata Direktur Eksekutif Jewish Voice for Peace Stefanie Fox.
Fox, yang terbang dari Seattle untuk membuat acara di Grand Army Plaza, berkata, “Kami melaksanakan doa dan ritual kami serta hati komunal kami turun ke jalan.”
Ia mengatakan liburan Seder mendorong umat untuk berpikir tentang “apa saja isu kebebasan di zaman kita, dan tidak ada yang lebih penting daripada apa yang terjadi pada orang-orang Palestina saat ini”.
Para pengunjuk rasa di acara tersebut mendesak Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, anggota tertinggi Kongres yang beragama Yahudi, untuk tidak mendukung bantuan militer ke Israel. Kongres Amerika Serikat pada Selasa malam meloloskan rancangan undang-undang paket bantuan senilai AS$95 miliar untuk Ukraina, Israel dan Indo-Pasifik.
Ratusan pengunjuk rasa pun dilaporkan ditangkap saat memblokir jalan Grand Army Plaza Brooklyn. Penulis terkemuka Naomi Klein berpidato di depan orang-orang yang hadir, menyuarakan dukungannya bagi gelombang protes terbaru di universitas-universitas Amerika Serikat yang menyerukan diakhirinya serangan Israel di Gaza dan melabeli hal itu sebagai genosida, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Israel.
Sementara, kritik terhadap protes tersebut mengatakan para demonstran sering mengabaikan laporan antisemitisme yang meroket sejak serangan Hamas trehadap Israel. Rosalind Petchesky, 81 tahun, seorang profesor emeritus ilmu politik terkemuka di CUNY dan MacArthur Genius yang ditangkap tahun lalu saat melakukan protes di Gedung Putih, mengatakan dia tidak menyangkal bahwa ada mahasiswa Yahudi yang menghadapi pernyataan antisemit.
Dia menambahkan penting bagi mahasiswa Yahudi dan individu yang berbicara demi keselamatan Palestina untuk didengarkan. “Mahasiswa Yahudi progresif sangat sadar dan mereka telah belajar tentang keadilan yang tidak dapat dipisahkan,” kata Petchesky. “Kami tahu bahwa semua perjuangan ini saling terkait.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
REUTERS
Pilihan editor: Pemimpin Partai Buruh Israel Desak Pembubaran Batalion IDF dengan Sejarah Pelanggaran HAM
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini