Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan Gaza mengelar konferensi pers pada Selasa malam di Rumah Sakit Al-Ahli Baptist, di antara ratusan jasad korban. Serangan Israel terhadap rumah sakit Kristen Palestina itu menewaskan lebih dari 500 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami sedang melakukan operasi di rumah sakit Baptist ketika ledakan dahsyat terjadi, walhasil atap di ruang operasi ambruk... Ini pembantaian," kata salah satu dokter Dokter Lintas Batas (MSF) Ghassan Abu Sitta saat konferensi pers, menurut koresponden Anadolu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Foto konferensi pers yang beredar memperlihatkan para anggota staf medis berdiri di antara jasad-jasad yang ditutupi.
Seorang staf medis menggendong jasad seorang bayi dan staf lain memegang jasad seorang anak perempuan.
Sebelumnya pada Selasa juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qudra mengatakan kepada Anadolu bahwa "lebih dari 500 warga Palestina tewas akibat bombardir Israel yang menargetkan daerah sekitar Rumah Sakit (Baptist) Nasional Arab di Gaza."
Sejumlah korban tewas di rumah sakit adalah para pengungsi Palestina, sebagian besar anak-anak, yang berlindung menyusul seruan dan peringatan militer Israel bahwa militer Zionis akan menghancurkan rumah mereka.
Juru bicara militer Israel mengatakan "belum ada penjelasan lebih lanjut" mengenai insiden di rumah sakit, menurut otoritas penyiaran.
Serangan terhadap rumah sakit tersebut menuai kecaman keras di banyak negara sekaligus seruan agar dunia melindungi rakyat Palestina yang berada di bawah pendudukan Israel.
Serangan udara itu terjadi pada hari ke-11 agresi Israel di Gaza.
Semakin banyak kelompok non-pemerintah dan pemimpin dunia yang mengatakan aksi pemboman Israel di Jalur Gaza yang terkepung, termasuk fasilitas kesehatan, rumah, tempat ibadah, melanggar hukum internasional dan berpotensi menjadi kejahatan perang.
Pilihan Editor: WHO: Israel Pernah Minta Rumah Sakit yang Dirudal dan Menewaskan 500 Orang Dikosongkan
ANADOLU