Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menekankan tidak ada yang bisa membenarkan kehancuran yang terus-menerus pada tempat tinggal 2 juta warga Gaza. Kejahatan perang yang dilakukan pada warga Gaza harus diakhiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perang Gaza sudah empat bulan berkecamuk. Beberapa rumah sakit diserang dan 12 ribu anak-anak tewas terbunuh.
“Peperangan ini sudah tidak bisa lagi diterima. Permasalahan yang sesungguhnya ada pada politik Israel, yang tidak mau mengakui hak-hak warga Palestina untuk hidup,” kata Safadi dalam konferensi bidang keamanan di Munich, Jerman, seperti dikutip dari kantor berita Anadolu.
Menurut Safadi, Israel telah melakukan berbagai cara hingga membahayakan solusi dua negara. Warga Palestina bukan hanya punya harapan dan aspirasi, namun mereka juga punya hak dan hak-hak tersebut tersemat dalam hukum internasional, hukum kemanusiaan, hak jutaan warga untuk hidup di negaranya sendiri secara merdeka dan berdaulat.
“Masa depan yang kita upayakan di negara-negara Arab adalah sebuah masa depan bagi perdamaian warga Palestina, Israel dan semua orang. Seluruh dunia saat ini mengatakan hanya solusi dua negara (sebagai jalan keluar). Bantuan kemanusiaan harus diizinkan masuk Gaza, warga sipil harus dilindungi dan Israel tak melakukan satu pun dari itu semua. Yang perlu kita lakukan adalah menghentikan peperangan, dan dunia bersama-sama berdiri untuk menanggung tanggung jawab,” kata Safadi.
Konferensi keamanan di Munich berakhir pada Minggu, 18 Februari 2024, yang dihadiri para pemimpin dunia. Pertemuan ini untuk membahas tantangan keamanan yang dihadapi dunia, khususnya perang Ukraina dan serangan Israel di Jalur Gaza.
Saat berita ini diturunkan, sedang dilangsungkan pembicaraan antara Amerika Serikat, Mesir, Israel dan Qatar, yang mencoba mengupayakan jeda perang dan pembebasan para sandera oleh Hamas.
Perang Gaza meletup ketika anggota kelompok Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023 hingga menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 warga negara Israel. Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan militer ke Gaza, yang otoritas kesehatan di Gaza sebut telah menewaskan lebih dari 28 ribu warga Palestina dan ribuan orang hilang terkubur puing bangunan yang dihantam bom.
Jadwal pemungutan suara Dewan Keamanan PBB pada Selasa, 20 Februari 2024, soal gencatan senjata, dekat dengan rencana Israel untuk menyerang Rafah yang terletak di selatan Gaza. Di sana, ada lebih dari 1 juta jiwa orang berlindung. Rencana Israel ini juga membuat dunia internasional waswas kalau serangan itu bisa membuat krisis kemanusiaan di Gaza memburuk.
Sumber: middleeastmonitor.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini