Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Pasokan BBM Sri Lanka Tersisa Hanya untuk Lima Hari Lagi

Sri Lanka tidak dapat membayar US$725 juta pembayaran yang telah jatuh tempo kepada pemasok BBM

16 Juni 2022 | 18.35 WIB

Warga mengantre untuk membeli minyak tanah di SPBU Ceylon Petroleum Corporation, di tengah krisis ekonomi negara di Kolombo, Sri Lanka, 7 April 2022. Harga pupuk sangat fluktuatif selama setahun terakhir dan telah melonjak naik karena kenaikan harga minyak mentah dan gas alam, yang berarti bahwa bahan makanan menjadi lebih mahal. Penimbunan bahan makanan seperti beras dan gula memperburuk keadaan. REUTERS/Dinuka Liyanawatte
Perbesar
Warga mengantre untuk membeli minyak tanah di SPBU Ceylon Petroleum Corporation, di tengah krisis ekonomi negara di Kolombo, Sri Lanka, 7 April 2022. Harga pupuk sangat fluktuatif selama setahun terakhir dan telah melonjak naik karena kenaikan harga minyak mentah dan gas alam, yang berarti bahwa bahan makanan menjadi lebih mahal. Penimbunan bahan makanan seperti beras dan gula memperburuk keadaan. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Sri Lanka menghadapi krisis terbaru setelah Menteri Energi Kanchana Wijesekera melaporkan pada Kamis 16 Juni 2022 bahwa pasokan bahan bakar (BBM) tersisa hanya untuk lima hari lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Seperti dilansir Reuters, stok tersebut mencakup bahan bakar untuk kendaraan, beberapa industri dan layanan penting. Sebulan yang lalu, perdana menteri mengatakan hanya ada cukup bensin untuk satu hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wijesekera mengakui Sri Lanka tidak dapat membayar US$725 juta pembayaran yang telah jatuh tempo kepada pemasok dan juga berjuang untuk membuka surat kredit untuk pengiriman di masa depan.

"Kami berjuang untuk mendapatkan pasokan bahan bakar karena masalah valas, dan pemerintah bekerja untuk mengelola stok solar dan bensin yang ada hingga 21 Juni," kata Wijesekera kepada wartawan.

"Kami merasa sangat sulit untuk memenuhi permintaan dan stok bisa habis lebih cepat jika kami tidak mengurangi perjalanan yang tidak penting dan berhenti menimbun bahan bakar."

Kendati demikian, Wijesekera mengatakan tengah mengharapkan pengiriman bensin dalam tiga hari ke depan dan dua pengiriman lagi dalam delapan hari ke depan.

Sri Lanka sedang menunggu konfirmasi resmi tentang batas kredit US$500 juta dari Bank Exim pemerintah India, yang menurut Wijesekera akan digunakan untuk mendanai pengiriman bahan bakar selama beberapa pekan ke depan.

India telah menjadi pendukung utama selama krisis keuangan Sri Lanka, setelah menggelontorkan bantuan sekitar US$3 miliar, termasuk jalur kredit US$1 miliar untuk impor penting dan pertukaran US$400 juta.

Sri Lanka telah menjangkau beberapa negara, termasuk Rusia, untuk membahas opsi impor bahan bakar yang akan menyediakan pasokan senilai beberapa bulan, kata Wijesekera.

Negara ini juga sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk paket bailout. Delegasi dari pemberi pinjaman diharapkan tiba di Sri Lanka pada 20 Juni.

Negara berpenduduk 22 juta orang itu terjebak dalam krisis keuangan terburuk dalam tujuh dekade setelah cadangan devisanya menyusut ke rekor terendah, dengan dolar hampir habis untuk membayar impor penting termasuk makanan, obat-obatan dan bahan bakar.

Kekurangan bahan bakar kronis telah memburuk minggu ini dengan antrean sepanjang beberapa kilometer di beberapa pompa bensin di seluruh Sri Lanka. Ini menyebabkan protes sporadis ketika pemilik kendaraan menunggu, kadang-kadang dalam semalam, untuk bensin dan solar.

SUMBER: REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus