Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus dikenal sederhana. Saat tiba di Jakarta untuk memulai perjalanan apostoliknya, Paus Fransiskus menolak mendapat fasilitas mewah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Ketua Konferensi Waligereja Indonesia atau KWI, Uskup Anton Subianto, mengatakan Paus menolak hal-hal yang eksklusif. Soal tempat tinggal misalnya, Paus Fransiskus meminta agar panitia menyiapkan kamar istirahat yang sederhana yaitu di Kedutaan Besar Vatikan di Indonesia. Selain kamar mewah, Paus Fransiskus menolak menggunakan mobil kepresidenan bermerek Mercedes-Benz dan memilih kendaraan yang biasa digunakan oleh masyarakat di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelum didaulat menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik di Vatikan, pria bernama Jorge Mario Bergoglio dari Bueno Aires, sudah dikenal dengan gaya hidupnya yang sederhana. Ia memasak sendiri makanannya dan bepergian dengan bus ke tempat kerjanya. Bergoglio pun memilih nama Fransiskus karena terinspirasi dari kehidupan Santo Fransiskus yang menekankan kerendahan hati dan kehidupan sederhana.
Saat menjadi seorang kardinal, peran yang telah diembannya sejak 2001, Bergoglio menghindari banyak kemewahan yang biasa diberikan kepada para uskup senior, terutama di Amerika Latin. Ia menuduh sesama pemimpin gereja bersikap munafik dan lupa bahwa Yesus Kristus memandikan orang kusta dan makan bersama pelacur.
"Yesus mengajarkan kita cara lain: Keluarlah. Keluarlah dan bagikan kesaksianmu. Keluarlah dan berinteraksilah dengan saudara-saudaramu. Keluarlah dan bagikanlah. Keluarlah dan bertanyalah. Jadilah Sabda dalam tubuh dan jiwa," kata Bergoglio kepada para pendeta Argentina beberapa tahun lalu, sebelum menjadi paus.
Ia juga dikenal sebelumnya sebagai penentang kaum pecinta sesama jenis atau LGBTQ. Namun pada akhir tahun lalu, Paus Fransiskus membuat keputusan kontroversial dengan mengizinkan gereja memberi pemberkatan terhadap pasangan sesama jenis (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender/LGBT).
Menurut dokumen Vatikan yang diteken Paus Fransiskus, pemberkatan ini dapat dilakukan asal tidak menjadi bagian dari ritual atau liturgi gereja yang biasa berlaku. Pemberkatan ini juga tidak sama dengan pengesahan secara hukum sipil.
Paus Fransiskus juga kerap bersuara lantang menentang perang. Ia berkali-kali mengungkapkan simpatinya terhadap korban perang termasuk untuk warga Palestina. Melalui akun X pada Minggu, 1 September 2024, ia mendesak agar perundingan gencatan senjata antara Israel Hamas, diteruskan guna melindungi warga sipil di Palestina.
CBC | TEMPO | FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Pilihan editor: Duduk Perkara Kasus Moon Jae In yang Jadi Tersangka karena Carikan Jabatan untuk Menantu