Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Twitter di bawah kepemilikan yang baru kembali ‘bersih-bersih’ dikalangan pucuk pimpinan perusahaan itu. Kali ini pencopotan dilakukan di divisi iklan dan marketing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Twitter mengkonfirmasi Kepala Periklanan dan Kepala Marketing di perusahaan itu sudah angkat kaki beberapa hari lalu. Sebelumnya pada akhir pekan lalu, CEO Twitter Parag Agrawal, COO Twitter Ned Segal serta Kepala bidang hukum dan kebijakan Twitter Vijaya Gadde, dipecat oleh Elon Musk pemilik Twitter yang baru.
Musk pada akhir pekan lalu membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau lebih dari Rp 683 triliun. Semenjak memegang tampuk kekuasaan di Twitter, Musk memecati pejabat tinggi di sana.
Sarah Personette, Kepala bidang layanan konsumen dan iklan, pada Selasa, 1 November 2022, menulis di Twitter dia sudah mengundurkan diri. Dia menyebut pengunduran dirinya di antaranya karena ketidakpastian perubahan Twitter di bawah kepemimpinan Musk.
Dalana Brand, Kepala HRD Twitter, juga mengumumkan lewat LinkIn pada Selasa, 1 November 2022, kalau dia sudah mengundurkan diri akhir pekan lalu. Sedangkan Manajer bidang teknologi inti Twitter, Nick Caldwell mengkonfirmasi pengunduran dirinya dari Twitter pada Senin malam, 31 Oktober 2022, dengan mengganti profil biografinya menjadi mantan pegawai Twitter.
Sejumlah pegawai Twitter mengatakan pada Reuters mereka tak mendapatkan banyak informasi mengenai masa depan Twitter di bawah pemilik yang baru. Rapat dengan seluruh staf yang dijadwalkan pada Rabu, 2 November 2022, sudah dibatalkan. Rencananya tim Musk akan melakukan pertemuan divisi iklan Twitter di New York pada pekan ini menyusul naiknya jumlah pelanggan Twitter yang komplain sehingga memperlihatkan potensi konten berbahaya disamping iklan mereka.
Konten ujaran kebencian di Twitter meningkat sejak Musk mengunci kesepakatan membeli platform media sosial itu. Penggunaan kata -word telah meningkat hampir 500 persen di Twitter, yang mengidentifikasi ancaman siber-sosial.
Sebuah koalisi yang terdiri dari lebib dari 40 pengacara organisasi, seperti NAACP dan Free Press, mengirimkan sepucuk surat terbuka ke 20 perusahaan periklanan terbesar di Twitter agar menarik iklan-iklan mereka dari Twitter jika Musk berani memodernisasi konten Twitter.
Sumber : Reuter
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.