Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Politikus Belanda Berjanji Larang Masjid dan Al-Quran Jika Menang

Geert Wilders, yang dijuluki sebagai "Trump Belanda", membandingkan masjid dengan kuil Nazi serta Al-Quran dengan Mein Kampf, otobiografi yang ditulis Hitler.

14 Februari 2017 | 11.31 WIB

Geert Wilders. AP/Marcel Antonisse
Perbesar
Geert Wilders. AP/Marcel Antonisse

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Amsterdam – Tokoh politik berhaluan ekstrem kanan dan calon Perdana Menteri Belanda, Geert Wilders, berjanji membebaskan negaranya dari pengaruh Islam setelah memimpin dalam jajak pendapat di negara itu.

Dalam wawancara 40 menit dengan stasiun penyiar WNL, Wilders, yang dijuluki sebagai “Trump Belanda”, membandingkan masjid dengan kuil Nazi serta Al-Quran dengan Mein Kampf, otobiografi yang ditulis pemimpin Nazi, Adolf Hitler.

Baca: Pemimpin Parpol Terpopuler Serukan Deislamisasi di Belanda

Dalam wawancara yang berlangsung pada Ahad, 12 Februari 2017, itu, ia menjelaskan cara mencapai tujuan, meskipun sebagian bertentangan dengan Konstitusi Belanda tentang kebebasan beragama.

Ditanya bagaimana mengharamkan Al-Quran akan berhasil, Wilders membandingkan dengan tindakan pemerintah melarang Mein Kampf.

Seperti yang dilansir Independent pada 12 Februari 2017, Wilders juga mengulangi pendirian bahwa masjid harus ditutup dan akan melakukannya dengan mencabut lisensi rumah ibadah itu, bukan menutup secara paksa.

Wilders, pendiri Partai untuk Kebebasan (PVV), sebelumnya jarang tampil dalam wawancara secara mendalam dengan media negara itu. Pria ini sebaliknya cenderung menyatakan pandangan-pandangan kontroversialnya melalui Twitter.

Popularitas Wilders meningkat dalam jajak pendapat setelah dihukum dengan pidana atas kejahatan kebencian terhadap etnis muslim Maroko. Dan dalam waktu lima pekan sebelum pemilihan, Wilders semakin gencar berkampanye.

Satu video baru menunjukkan ia berniat meniru perubahan dibawa kemenangan Presiden Donald Trump. Slogannya adalah “Menjadikan Belanda milik kita kembali”, membebaskan negara itu dari pengaruh Islam dan menutup perbatasan kepada pendatang.

Jajak pendapat memprediksi Wilders akan menjadi pemenang terbesar setelah pemilu Belanda pada 15 Maret, dengan hampir satu dari lima pemilih Belanda memilih untuk PVV.

Tapi itu akan memberinya hanya sekitar 30 dari 150 kursi di parlemen, memaksa dia untuk mengandalkan pihak lain untuk membentuk koalisi.

Hampir semua dari 28 partai yang berjalan telah dikesampingkan pilihan untuk bekerja dengan PVV itu. Itu termasuk VVD, partai liberal pengusung Perdana Menteri Mark Rutte, yang paling dekat dengan Wilders, baik dari segi platform maupun polling angka.

INDEPENDENT | DUTCH NEWS | YON DEMA



Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sita Planasari

Sita Planasari

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus