Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Pratikno Ajak Filantropi Asia Bantu Tangani Stunting

Menteri Pratikno berbicara di Philanthropy Asia Summit dan mengajak filantropis seperti Bill Gates membantu penanganan stunting di Indonesia.

6 Mei 2025 | 15.08 WIB

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, 24 Maret 2025. Tempo/Hendrik Yaputra
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, 24 Maret 2025. Tempo/Hendrik Yaputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Singapura - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno membuka pintu bantuan dan kerjasama penanggulangan stunting dan gizi buruk di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ajakan itu dia sampaikan di Pertemuan Filantropi Asia atau Philanthropy Asia Summit di Marina Bay Sands, Singapura. Konferensi yang digelar Philanthropy Asia Alliance dan Temasek Foundation ini berlangsung hingga Rabu, 7 Mei 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Satu dari empat anak di Indonesia stunting," kata Pratikno, Senin, 5 Mei 2025. Dia berbicara di depan tujuh ratusan peserta dari banyak negara, termasuk Bill Gates, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam. Kerugian dari stunting, dia melanjutkan, sangat besar, yaitu tiga persen dari pendapatan domestik bruto Indonesia per tahun. 

Sebagai negara dengan populasi terbesar ke empat dunia, dengan lebih dari 70 juta anak, Pratikno menyebut Indonesia sebagai masa depan Asia. "Maka, mendukung pembangunan manusia Indonesia bukan semata merupakan pertimbangan moral, tapi juga strategis," ujarnya. "Menjadi investasi dengan manfaat berlipat dalam hal keamanan, ketahanan pasar, dan perkembangan manusia secara global.

Dalam sambutan selama sebelas menit itu, Pratikno juga mempromosikan agenda kerja kementerian yang dia pimpin dengan kerja terbentang mulai urusan pendidikan, kebudayaan, agaman, sampai kebencanaan. "Kementerian saya menangani lima dari tujuh program quick win Presiden Prabowo Subianto," kata dia. 

Pratikno mengatakan semua kerja mereka dijalankan secara presisi berbekal bukti ilmiah. "Maka, kami akan sangat senang menjadi simpul utama Anda dalam menjalani kerja kemanusiaan," ujarnya. Menurut dia, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan akan mempersingkat proses filantropi. "Sehingga Anda tidak perlu menghubungi satu per satu kementerian di Indonesia."

Pratikno mencontohkan intervensi stunting nasional. Dia menyatakan pemerintah tidak memandang tengkes sebagai masalah gizi tapi menanganinya secara keseluruhan, mulai menyediakan gizi cukup bagi ibu hamil, mendukung kesehatan bayi lewat program ibu menyusui, dan memastikan semua anak punya akses ke layanan kesehatan. 

Penanganan stunting, Pratikno melanjutkan, tidak sebatas urusan gizi. Dia mengajak peserta pertemuan berinvestasi di bidang penyediaan air bersih dan sanitasi. "Yang masih menjadi masalah di sejumlah daerah di Indonesia," kata dia.

Dia juga mengajak peserta pertemuan membantu masyarakat membangun rantai pasok pangan yang lebih tahan banting sekaligus ramah lingkungan. Pemerintah membangun jaring pengaman sosial untuk memastikan setiap keluarga punya akses fasilitas kesehatan dan gizi. "Kami yakin perubahan tidak terjadi dari intervensi tunggal, tapi berkat mengubah keseluruhan sistem di sekitar anak," ujar Pratikno.

Pratikno mengatakan para filantropis dapat memperkuat program-program yang sudah dijalankan pemerintah. Misalnya, setelah pemerintah membangun rumah sakit, gerakan filantropi bisa melengkapinya dengan membuat sarana kesehatan dan membantu relawan kesehatan di tingkat desa. Contoh lain, dalam program gizi untuk ibu hamil dan menyusui, filantropis bisa mendukung penelitian soal gizi dan pendidikan bagi ibu dan keluarga. 

Alternatif kedua, Pratikno melanjutkan, memperkuat penelitian soal agenda pembangunan manusia. "Mohon datangkan tenaga-tenaga ahli Anda dan susun strategi bersama kami di kementerian koordinator," katanya. "Mohon bagikan platform, data, perangkat, dan pengetahuan Anda sehingga kita dapat menyusun agenda pembangunan manusia secara lebih bersinergi."

Pratikno juga membuka pintu bagi peneliti untuk menguji coba riset mereka di Indonesia. "Kami yakin, kalau itu berjalan di Indonesia, akan berjalan di negara lain," ujarnya.

Mohammad Reza Maulana

Bergabung dengan Tempo sejak 2005 setelah lulus dari Hubungan Internasional FISIP UI. Saat ini memimpin desk Urban di Koran Tempo. Salah satu tulisan editorialnya di Koran Tempo meraih PWI Jaya Award 2019. Menikmati PlayStation di waktu senggang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus