Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, Amerika Serikat sedikitnya 8 kali mengajukan permohonan bernegosiasi dengan Teheran sehubungan memanasnya permusuhan kedua negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Rouhani tidak mempertimbangkan permohonan AS untuk bernegosiasi. Dan, Iran tidak akan menyelesaikan permusuhan itu dengan berperang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan Rouhani yang dikutip dari Sputnik News, Selasa, 21 Mei 2019 disampaikan beberapa jam setelah presiden Donald Trump menjelaskan kepada wartawan bahwa tidak ada sinyal dari Iran mempersiapkan aksi menentang kepentingan AS di Timur Tengah.
Jika terjadi provokasi dari Teheran, kata Trump, maka AS akan membalasnya dengan tekanan yang besar.
Presiden Trump kemudian mengingatkan bahwa dirinya bersedia berunding dengan Teheran saat situasi sudah siap.
Rouhani menanggapinya dengan mengatakan: "Situasi hari ini tidak cocok untuk berunding dan pilihan kami hanya bertahan," kata presiden Rohani kepada berita IRNA.
Permusuhan AS-Iran menajam kembali setelah presiden Trump secara sepihak keluar dari perundingan nuklir Iran pada yang ditandatangani kedua negara tahun 2015. Trump kemudian menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Iran.
Baca juga: Rouhani ke AS: Siapa Anda Sehingga mengatur Segala Hal di Iran?
Iran pada 8 Mei lalu memutuskan untuk secara sepihak menghentikan kewajiban Iran mematuhi isi perjanjian nuklir tersebut.
AS kemudian mengirimkan kapal induk US Abraham Lincoln, Rudal Patriot, dan pesawat pengebom B-52 berlayar ke perairan Teluk.
Penasehat Keamanan AS, John Bolton menegaskan, pengiriman kapal induk dan pasukan AS ke Teluk sebagai pesan yang jelas dan tak salah lagi ke Iran.