Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Enam jenazah sandera Israel ditemukan di sebuah terowongan di Jalur Gaza selatan, demikian diumumkan militer Israel, Minggu, 1 September 2024. Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa mayat seorang tawanan Israel-Amerika termasuk di antaranya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pihak militer mengatakan bahwa mayat-mayat tersebut ditemukan pada Sabtu "dari terowongan bawah tanah di daerah Rafah" dan dikembalikan ke Israel di mana mereka secara resmi diidentifikasi. Mereka termasuk di antara 251 orang yang ditawan pada 7 Oktober, 97 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 33 orang yang diklaim oleh militer Israel telah tewas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berikut reaksi dan tanggapan tentang temuan enam jasad sandera tersebut:
Pemerintah AS
Biden mengatakan bahwa "para pemimpin Hamas akan membayar kejahatan ini" dan berjanji untuk terus bekerja sepanjang waktu untuk mencapai kesepakatan guna mengamankan pembebasan para tawanan yang tersisa.
"Sudah saatnya perang ini berakhir," katanya kepada para wartawan di Delaware. "Kita harus mengakhiri perang ini."
Sementara itu wakilnya yang juga kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris, menggemakan pernyataannya, dengan mengatakan bahwa Hamas "harus dilenyapkan" dan tidak bisa dibiarkan menguasai Jalur Gaza.
PM Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Minggu, mengatakan bahwa Israel berkomitmen untuk menyelesaikan kesepakatan penyanderaan namun ia menyalahkan Hamas karena menolak untuk menerima proposal yang telah disepakati dengan Amerika Serikat.
Ia mengatakan bahwa pembunuhan keenam sandera, tak lama sebelum mereka ditemukan oleh pasukan Israel di sebuah terowongan di bawah kota Rafah, Gaza selatan, menunjukkan bahwa Hamas tidak tertarik untuk menghentikan pertempuran.
"Siapa pun yang membunuh sandera tidak tertarik dengan kesepakatan," katanya dalam sebuah pernyataan setelah kembalinya jenazah keenam sandera.
Menhan Israel Yoav Gallant
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mendesak Netanyahu untuk membuat kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas untuk membawa pulang para sandera yang tersisa dari Gaza, setelah temuan enam jenazah mereka yang diculik.
"Sudah terlambat bagi para korban penculikan yang dibunuh dengan darah dingin. Para korban penculikan yang masih berada dalam tawanan Hamas harus dipulangkan," katanya di platform media sosial X.
"Kabinet politik-keamanan harus segera bersidang dan membalikkan keputusan yang dibuat pada Kamis," katanya, mengacu pada keputusan kabinet untuk bersikeras mempertahankan pasukan di koridor yang disebut sebagai koridor Philadelphia, di sepanjang tepi selatan Gaza.
Desakan Netanyahu untuk mempertahankan pasukan di koridor tersebut untuk mencegah Hamas menyelundupkan senjata dari Mesir, secara luas dilihat sebagai salah satu hambatan utama untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas dalam perundingan yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar.
Gallant telah berulang kali berselisih dengan Netanyahu dan para menteri nasionalis religius garis keras mengenai perlunya mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan membawa pulang para tawanan yang tersisa dengan imbalan para tawanan Palestina yang ditahan Israel.
Hamas
Seorang pejabat senior Hamas menyatakan pada Minggu bahwa enam sandera Israel yang baru-baru ini ditemukan di Gaza terbunuh sebagai akibat dari serangan udara Israel yang sedang berlangsung. Ia menentang klaim tentara Israel bahwa Hamas mengeksekusi para sandera ketika mereka berada dalam tawanan, lapor Anadolu Agency.
Pernyataan Izzat al-Rishq muncul tidak lama setelah tentara Israel mengumumkan bahwa mereka telah menemukan mayat enam sandera di Gaza, dan menyatakan bahwa mereka telah dibunuh oleh Hamas.
"Yang membunuh orang-orang kami setiap hari adalah penjajah Israel dengan senjata Amerika. Para sandera yang ditemukan di Gaza tidak dibunuh oleh kami, melainkan oleh pemboman Zionis yang tak henti-hentinya," ujar Rishq dalam sebuah pernyataan.
Lebih lanjut ia mengkritik Amerika Serikat, dengan mengatakan, "Jika Presiden [Joe] Biden benar-benar peduli terhadap nyawa para sandera Israel, ia harus menghentikan dukungannya terhadap musuh ini dengan uang dan persenjataan serta menekan Israel agar segera mengakhiri agresinya."
Oposisi dan Para Pendukung Sandera
Kemarahan bercampur dengan kesedihan di Israel pada Minggu setelah mayat enam sandera yang tewas ditemukan di Gaza, dengan banyak orang Israel mengarahkan kemarahan mereka pada Netanyahu dan menuduhnya telah merusak kesepakatan yang akan membuka jalan bagi pembebasan mereka.
Para pendukung para sandera dan anggota oposisi politik Netanyahu dengan cepat menuduh pemimpin Israel tersebut telah merusak upaya berbulan-bulan untuk menengahi kesepakatan dengan Hamas demi gencatan senjata di Gaza dan pembebasan para sandera, yang semakin membahayakan mereka.
Aksi protes digelar pada Minggu malam dan serikat buruh terbesar di Israel mengumumkan "pemogokan total" yang akan dimulai pada Senin pagi.
Menyusul pengumuman tersebut, Forum Keluarga Tawanan dan Orang Hilang mengatakan bahwa keenam tawanan yang ditemukan akan tetap hidup jika pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencapai kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan mereka.
"Jika bukan karena para penyabot, alasan, dan pemutarbalikan," keenam tawanan itu pasti masih hidup, demikian tulis Forum yang diposting di X.
"Netanyahu: cukup dengan alasan. Cukup dengan pemutarbalikan. Cukup dengan pengabaian," tegasnya.
Forum tersebut mengatakan bahwa kematian para tawanan merupakan "akibat langsung" dari "torpedo" Netanyahu terhadap negosiasi gencatan senjata dan desakannya terhadap kehadiran militer Israel di Koridor Philadelphia di Jalur Gaza.
Kelompok ini menunjukkan bahwa, selama beberapa bulan terakhir, delapan tawanan diambil hidup-hidup dalam operasi militer, dibandingkan dengan 105 tawanan yang dibebaskan pada bulan November sebagai bagian dari kesepakatan dengan Perlawanan dengan imbalan tahanan Palestina.
REUTERS | AL MAYADEEN | ANADOLU
Pilihan Editor: Kamala Harris Tolak Embargo Senjata ke Israel