Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Senat Spanyol Cabut Kekuasaan Pemimpin Catalonia

Pemimpin Catalonia, Carles Puigdemont, bakal kehilangan kekuasaannya dan gaji segera setelah Senat Spanyol menyetujui penerapan Pasal 155 Konstitusi.

23 Oktober 2017 | 16.30 WIB

Presiden Catalunya Carles Puigdemont berbicara kepada kerumunan orang yang menghadiri sebuah demonstrasi penutupan yang mendukung referendum kemerdekaan  di Barcelona, Spanyol, 29 September 2017. REUTERS/Yves Herman
Perbesar
Presiden Catalunya Carles Puigdemont berbicara kepada kerumunan orang yang menghadiri sebuah demonstrasi penutupan yang mendukung referendum kemerdekaan di Barcelona, Spanyol, 29 September 2017. REUTERS/Yves Herman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Catalonia, Carles Puigdemont, bakal kehilangan kekuasaannya dan gaji segera setelah Senat Spanyol menyetujui penerapan Pasal 155 Konstitusi negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Keterangan tersebut disampaikan Wakil Perdana Menteri Spanyol, Soraya Saenz de Santamaria, kepada wartawan, Senin, 23 Oktober 2017, terkait dengan pembangkangan Puigdemont.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Santamaria mengatakan, kemungkinan Madrid akan menunjuk sesorang untuk memimpin sementara wilayah Catalonia setelah Senat menyetujui penerapan Pasal 155.Ribuan orang berkumpul saat melakukan aksi emonstrasi yang mendukung dialog di sebuah lapangan di Barcelona, Spanyol, 7 Oktober 2017. Otoritas Catalan mengatakan bahwa mayoritas dari mereka yang memilih mendukung perpecahan dari Spanyol. REUTERS/Sergio Perez

Lebih dari 450 ribu warga Catalonia pendukung kemerdekaan turun ke jalan di Barcelona, Spanyol, dipimpin oleh Presiden Carles Puigdemont, Sabtu, 21 Oktober 2017.

Mereka serempak berteriak "Kebebasan" dan "Kemerdekaan" setelah Madrid mengumumkan akan mengambil langkah tegas guna menghentikan Catalonia memerdekaan diri menyusul hasil referendum 1 Oktober 2017.

"Saatnya mendeklarasikan kemerdekaan," kata Jordi Balta, seorang pegawai toko berusia 28 tahun. "Sudah tidak ada ruang untuk berdialog," tambahnya.

Unjuk rasa besar-besaran di Spanyol ini, menurut laporan Al Jazeera, sengaja digelar oleh warga Catalonia di Barcelona sebagai respon atas sikap Madrid yang akan mengambil alih pemerintahan otonomi Catalonia.

REUTERS | AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus