Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Seorang bekas korban

Peng zhen, bekas walikota peking di zaman mao zedang dan sempat ditahan 13 tahun, kini diangkat sebagai ketua komite hukum-kongres rakyat nasional cina. (ln)

14 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ORANG yang kali ini menarik perhatian di Beijing adalah Peng Zhen. Ia lahir tahun 1902 di prophlsi Shansi, Barat Daya Peking. Mula-mula ia aktif dalam gerakan mahasiswa dan buruh, kemudian masuk partai komunis Cina pada tahun 1920. Selama tahun 30-an Peng kerja sama di bawah tanah dengan Liu Shaoqi di daerah kekuasaan Kuomintang. Di masa Perang Anti Jepang Peng diangkat sebagai Wakil Dekan Sekolah Partai di Yenan dan sesudah 1945 menjadi ketua Biro Timur Laut. Sejak 1949 sampai 1955 Peng menjabat sebagai Sekretaris Komite Kota Peking dan kemudian ia diangkat sebagai walikota Peking dan terpilih sebagai anggota Politbiro. Peng memainkan peranan penting dalam penekanan Gerakan Pendidikan Sosialis di awal tahun 60-an -- suatu oposisi terselubung terhadap Mao Zedong. Ketua Mao kemudian membalasnya dengan mengerahkan pemuda dalam "Revolusi Kebudayaan," yang mengganyang tokoh-tokoh partai yang berkuasa. Serangan pertama terhadap politik Mao Zedong dimulai dengan diterbitkannya tulisan Wu Han, ketika itu wakil Walikota Peking, bawahan Peng Zhen. Wu Han dalam tahun 1961 menerbitkan tulisan bertemakan kisah yang diangkat dari sejarah. Dengan kiasan ia menyerang tindakan Mao memecat Marsekal Peng Teh-huai. Baru 4 tahun kemudian Mao membalas serangan itu melalui sebuah tulisan juga. Tulisan itu mengeritik Wu Han berdasarkan tema yang ia pilih, dan diterbitkan atas usaha Chiang Ching, isteri Mao di Shanghai. Itulah awal Revolusi Kebudayaan. Istilah "kebudayaan" menyelubungi maksud sebenarnya dari gerakan pembersihan yang dimulai dengan sangat hati-hati oleh Mao, karena menyadari kekuatan lawannya. Peng Zhen pun menyadari kekuatan Mao, dan memainkan peranannya dengan hati-hati. Ia pura-pua mendukung gerakan kebudayaan ini. Ia mengorganisir sebuah kelompok di Peking untuk mengawasi dan mengatur pelaksanaan gerakan ini, -- tapi dengan caranya sendiri. Untuk itu ia menyusun suatu pedoman kerja yang kemudian dikenal dengan "Gagasan Pebruari." Mao membalas dengan mengedarkan "Edaran 16 Mei." Di situ untuk pertama kali Peng dikritik terbuka dengan menyebut namanya. Mao mencapnya sebagai, "tampaknya kiri tapi esensinya kanan." Tidak lama kemudian Peng diambil oleh Pengawal Merah dan disekap dalam tahanan. Tidak lama setelah itu Peng diseret di depan sebuah "pengadilan rakyat" dan dengan tangan terikat, bertekuk lutut dan dikalungi tulisan menghina di lehernya. Ia dipaksa mendengarkan kritik berkepanjangan yang dilontarkan terhadapnya. Peng tidak dihukum mati, karena Mao agaknya beranggapan ia lebih berharga hidup sebagai "contoh kesesatan" daripada mati sebagai "pahlawan". Ia dilucuti dari segala jabatannya dan kemudian menghilang. Banyak orang menduga bahwa ia telah meninggal bahkan kematiannya sudah pernah diberitakan. Tapi laporan kemudian menyebutkan Peng sedang bekerja di sebuah pertanian negara dekat Peking. Awal tahun ini untuk pertama kali Peng Zhen muncul di muka umum dalam satu resepsi yang diadakan Hua Guofeng untuk merayakan Tahun Baru Cina. Hadir juga dalam resepsi itu janda almarhum Liu Shaoqi, Wang Kuang-Mei, yang selama 12 tahun disekap dalam penjara. Peng Zhen tidak lama kemudian diangkat sebagai ketua Komite Hukum KRN. Kini iapun dicalonkan sebagai Wakil Ketua lembaga itu. Mungkin pengalaman pahitnya selama diperlakukan Mao telah memberinya pelajaran untuk mengusulkan tata hukum yang terjaga dari kesewenang-wenangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus