Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Siasat Carter & "Georgia Mafia"

Presiden Jimmy Carter memakai cara khas untuk menarik perhatian bangsanya. Diundangnya sejumlah gubernur, tokoh politik, kalangan bisnis, kaum gereja, anggota kongres berdiskusi soal krisis energi. (ln)

28 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JIMMY Carter, setelah KTT 7 negara industri di Tokyo, memakai Cara khas untuk menarik perhatian bangsanya. Di saat krisis energi dan antri bensin yang panjang, rupanya presiden ini berpikir apakah rakyat Amerika masih mau mendengar apa yang dia bilang. Pada mulanya, demikian tersiar luas, ia akan berbicara via layar TV tentang kebijaksanaannya untuk mengatasi kesulitan energi. Pidato suatu Kamis malam yang direncanakan itu mendadak dibatalkannya. Dan ia pergi memancing di tempat peristirahatan Camp David. Pembatalan ini mengundang berbagai pendapat. Umumnya orang memperoleh kesan bahwa Presiden Carter masih ragu-ragu, sulit mengambil keputusan. Tapi staf Gedung Putih melepas -- disengaja tentunya -- info bahwa presiden sebenarnya belum puas dengan teks pidato yang dipersiapkan untuknya. Apapun sebab sesungguhnya, perhatian umum memang sudah tergugah. Sementara itu diundangnya sejumlah gubernur, tokoh politik dan Congress, kalangan bisnis, malah juga kaum gereja. Secara bergilir mereka diterbangkan dengan helikopter ke Camp David. Terjadi semacam KTT domestik pula di sana. Carter mencoba mendengar para tamunya. Adakalanya ia mendengar samhil duduk di lantai. Bahkan diajaknya para tamu berlari pagi. Para tamunya mendapat kesan bahwa Carter selama 30 bulan berkuasa telah terpisah di Gedung Putih. "Pergilah berbicara dengan rakyat seperti anda baru saja berbicara dengan kami," nasehat Gubernur Ella Grasso dari Connecticut. Carter tampaknya menyadari bahwa ia perlu menempuh pendekatan baru, apalagi polisi menunjukkan tingkat popularitasnya sangat menurun. Kampanye pemilihan presiden 1980 sudah dekat pula. Hal yang dirisaukannya ialah bukan saja soal bagaimana bisa dipilih kembali, tapi juga bagaimana supaya konvensi partai Demokrat bersedia mencalonkannya lagi. Dari Partai Demokrat terdapat kemungkinan calon kuat lainnya, yaitu senator Edward Kennedy. Jika sang senator tampil mencalonkan diri, demikian Carter seperti pernah ramai dikutip pers Amerika, "saya akan sikat pantatnya." Tapi Carter, terutama di mata kalangan partainya sendiri, mengalami krisis kepercayaan. Soalnya ialah Carter di lingkungan politik Washington dianggap "orang luar" -- kurang mendapat teman di Congress. Para pembantu yang dilawanya ke Gedung Putih -- dijuluki "Georgia Mafia" -- semua orang baru di Washington, dan tidak pula disukai kalangan Congress. Krisis energi mempertajam krisis kepercayaan terhadap dirinya. Padahal Carter pernah tahun 1977 memajukan RUU untuk mengatasi soal energi ini, tapi selalu gagal di Congress. Namun kini Congress cenderung akan mendukung, antara lain usaha membikin synfuel (bahan bakar minyak sintetis) yang meminta dana ratusan milyar dollar. KTT domestik di Camp David dipakai Carter sekaligus untuk membina kesimpulannya sendiri tentang langkah apa yang harus dilakukannya selanjutnya. Ketika itu suatu pidato sudah direncanakan, kali ini Minggu malam (15 Juli). Ia menyediakan juga waktu untuk bertamu ke beberapa keluarg. Amerika biasa dan menanyakan keresahan mereka. Dengan Tawaran Akhirnya dalam pidato TV yang tertunda dan ditunggu-tunggu itu Carter menghimbau bangsanya supaya mendukung rencana 6 pasal untuk mengatasi krisis selama ini. Dengan rencana itu, katanya, AS akan bisa mengurangi ketergantungannya pada minyak impor, penyebab krisis yang utama. Dalam dasawarsa berikutnya diharapkannya impor minyak akan berkurang separoh, berarti akan menghemat 4,5 juta barrel/hari. Sasaran itu jauh melebihi tingkat penghematan yang dijanjikannya dalam KTT Tokyo. Selain pengurangan jatah impor, katanya, ia akan meminta persetujuan Congress untuk membentuk suatu Energy Security Corporation yang mengembangkan sumber energi pengganti. Juga ia akan membentuk suatu Enery Mobilisation Board, semacam badan antardepartemental yang bisa mengatasi segala birokrasi untuk menanggulangi kesulitan energi. Tapi krisis kepercayaan bukan karena minyak saja. Maka para pembantu dari Georgia kabarnya menasehatkan supaya dipecat beberapa pejabat teras. Caranya? Diumumkanlah pekan lalu bahwa semua anggota kabinet dan staf senior Gedung Putih -- sekitar 50 orang -- menawarkan diri untuk berhenti. Dengan tawaran ini, Carter pun menggeser secara beruntun lima tokoh penting. Menteri Keuangan Michael Blumenthal diganti olah William Miller, ketua bank sentral (Federal Reserve Board). Menteri Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Joseph Califano diganti oleh Patricia Harris, wanita kedua dan satu-satunya negro dalam kabinet Carter. Jaksa Agung Griffin Bell diganti oleh wakilnya, Benjamin Civiletti. Menteri Energi James Schlesinger diganti oleh Charles Duncan, tadinya wakil Menteri Pertahanan. Menteri Angkutan Brock Adams diganti buat sementara oleh Graham Clayton. Blumenthal sudah lama tidak disenangi oleh "Georgia Mafia". Sedang Califano, karena kampanye anti-merokok yang terlalu keras dijalankan, dianggap tidak menguntungkan secara politis karena amarah para penanam tembakau di selatan. Kebetulan Califano diketahui dekat dengan Kennedy, senator yang mungkin menjadi calon presiden. Schlesinger, anggota partai Republik, memang sudah menyatakan niatnya akan berhenti bila Amerika memasuki kampanye pemilihan presiden baru. Kehadirannya dianggap tidak akan menguntungkan Carter nanti. Tapi paling menggegerkan dalam rangkaian mutasi ini ialah Hamilton Jordan. Penasehat politik Carter yang berusia 34 tahun Ini diangkat menjadi Kepala Staf Gedung Putih. Jordan pernah berjasa dalam menyusun strategi yang memenangkan Carter dalam pemilihan presiden 1976. Sebagai Kepala Staf, Jordan berpengaruh sekali. Pada mulanya Carter menolak untuk mengadakan jabatan Kepala Staf karena peranan H.R. Haldeman dalam skandal Watergate di zaman pemerintahan Nixon. Peranan Jordan diperlukan untuk menghubungi Congress yang menjadi masalah bagi Carter. Tapi reaksi kalangan Congress tampaknya tidak begitu senang terhadap pribadi Jordan. Reputasi Jordan dengan wanita pun cukup dikenal. Isteri dutabesar Mesir pernah didekatinya dalam pesta. "Saya selalu ingin melihat piramid dari Nil," katanya. Insiden ini menjadi bahan pergunjingan anti-Jordan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus