Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Siswa SMA Covington Chatolic, Nick Sandmann, yang menjadi tajuk media karena video viral yang diduga melecehkan seorang aktivis pribumi Amerika, berharap semuanya tidak terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam wawancara dengan NBC News, yang dikutip pada 23 Januari 2019, ketika ditanya apakah ia mau menyampaikan permohonan maaf, Nick mengaku tidak perlu meminta maaf karena dia punya hak untuk berdiri di sana dan tidak melakukan kesalahan apapun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nick adalah junior di SMA Covington Catholic dan saat itu ia bersama teman sekolahnya sedang menghadiri pawai anti-aborsi March for Life pada Jumat kemarin. Dia menjadi viral karena terlihat berdiri berhadapan dengan Nathan Phillips, sambil tersenyum. Nathan Phillips saat itu juga menghadiri pawai Indigenous Peoples March, unjuk rasa untuk memperjuangkan hak pribumi Amerika.
"Posisi saya bukannya tidak menghormati Tuan Phillips. Saya menghormatinya, saya ingin berbicara dengannya," kata Nick. "Maksud saya, jika waktu bisa diulang, saya harap kita bisa pergi dan menghindari semuanya,"
Nick Sandmann (bertopi) berhadapan dengan Nathan Phillips.[Sky News]
Video viral yang beredar pada Sabtu kemarin menunjukkan sekelompok pemuda, yang mayoritas mengenatakan topi Make America Great Again, mengelilingi seorang pria pribumi Amerika yang terus menabuh gendang dan bernyanyi.
Nick mengecam pemberitaan dan opini netizen apa yang disebutnya "kebohongan langsung" pada hari Minggu dan mengatakan dia berusaha tetap tenang untuk meredakan situasi tegang.
Bahkan SMA Covington ditutup pada Selasa karena ada ancaman kekerasan, kata yayasan Diocese of Covington.
American Indian Movement Chapters of Indiana and Kentucky, mengatakan pada Selasa bahwa Phillips sedang mencoba untuk meredakan tensi kata-kata sebelumnya yang pecah antara para siswa dan beberapa orang dari perkumpulan Black Hebrew Israelites, dan Nathan merasa tidak dihargai oleh anak-anak yang ia coba bela.
"Dalam video Anda dapat melihat anak laki-laki mendekati dan mengelilinginya setelah dia berhenti bergerak dan seorang anak laki-laki melangkah menghadapnya, bukan sebaliknya," kata LSM untuk hak warga pribumi Amerika terkait rekaman video viral yang memperlihatkan segerombolan siswa bertopi MAGA.