Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Militan Taliban telah melindungi pangkalan militer barat di Afganistan dari serangan lawan, atau kelompok Islamis lain selama lebih dari setahun di bawah lampiran rahasia pakta untuk penarikan semua pasukan AS pada 1 Mei, menurut tiga pejabat Barat yang mengetahui perjanjian itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Departemen Luar Negeri AS tidak memberikan tanggapan atas keberadaan dokumen semacam itu, juga tidak ada komentar langsung tentang apa yang ketiga pejabat itu gambarkan sebagai "cincin perlindungan Taliban".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak Amerika Serikat membuat kesepakatan dengan Taliban pada Februari 2020, membuka jalan bagi Amerika untuk mengakhiri perang terpanjangnya, tidak ada kematian dalam pertempuran AS, dan hanya ada serangan terisolasi di pangkalan AS.
Sebaliknya, Taliban meningkatkan serangan terhadap pasukan pemerintah Afganistan dan korban sipil meningkat.
Pembicaraan damai antara militan dan pemerintah, yang dimulai pada bulan September, tidak membuat kemajuan yang signifikan, dan sebuah laporan PBB mengatakan korban sipil naik 45% dalam tiga bulan terakhir tahun 2020 dari tahun sebelumnya.
Menguji kesabaran Taliban, Presiden AS Joe Biden memberikan pemberitahuan bahwa penarikan AS akan melampaui tenggat waktu 1 Mei yang disepakati oleh pemerintah AS sebelumnya, sambil memberikan jaminan bahwa penarikan akan selesai pada 11 September, bertepatan dengan peringatan 20 tahun serangan Al Qaeda terhadap Amerika Serikat.
Ketika batas waktu berlalu pada hari Sabtu, sekitar 2.000 tentara AS masih akan berada di Afganistan, menurut seorang pejabat keamanan barat di Kabul, dikutip dari Reuters, 30 April 2021.
Komandan pasukan asing di Afganistan, Jenderal Angkatan Darat AS Scott Miller, awal pekan ini mengatakan penarikan yang tertib dan penyerahan pangkalan militer dan peralatan kepada pasukan Afganistan telah dimulai.
Tentara Afganistan yang meninggalkan pangkalan itu membutuhkan banyak daya tembak untuk melawan serangan apa pun oleh milisi Taliban yang telah menduduki posisi strategis di daerah sekitarnya.
Dalam dua minggu terakhir saja, para militan telah membunuh lebih dari 100 personel keamanan Afganistan dalam gelombang serangan yang menyusul pengumuman Joe Biden bahwa penarikan AS akan memakan waktu beberapa bulan lagi.
Dua pejabat Barat mengatakan Amerika telah menerima tawaran Taliban untuk melindungi pangkalan militer barat dari serangan oleh kelompok milisi lain seperti ISIS.
Para pejabat mengatakan Taliban ingin menunjukkan itikad baik dengan memenuhi komitmen untuk memastikan tanah Afganistan tidak digunakan untuk serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat, permintaan utama AS dalam perjanjian Februari.
"Mereka menyediakan lapisan penutup, hampir seperti penyangga dan memerintahkan milisi mereka untuk tidak melukai atau membunuh tentara asing manapun dalam periode ini," kata seorang diplomat barat yang terlibat dalam proses tersebut mengatakan kepada Reuters.
Para pejabat, termasuk mantan Presiden Afganistan Hamid Karzai dan wakil pemimpin dan negosiator Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar, menghadiri konferensi perdamaian Afganistan di Moskow, Rusia 18 Maret 2021. [Alexander Zemlianichenko / Pool via REUTERS]
Para pejabat barat mengatakan bahwa penting juga bagi Taliban untuk menunjukkan kemampuannya untuk mengendalikan faksi yang lebih "nakal" dalam gerakannya, seperti jaringan Haqqani, yang sering melancarkan agendanya sendiri, meskipun pemimpinnya Sirajuddin Haqqani adalah komandan tertinggi kedua di Taliban.
Seorang pejabat keamanan barat yang berbasis di Kabul mengatakan bahwa militan tetap berpihak pada perundingan.
"Taliban dengan cepat menanggapi bahkan serangan kecil yang dilakukan oleh jaringan Haqqani dan pejuang ISIS di sekitar pangkalan," katanya.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menolak berkomentar tentang apa yang disebut perjanjian "cincin perlindungan Taliban".
Dia mengatakan tidak ada jaminan keamanan yang diberikan kepada Amerika Serikat melebihi batas waktu Sabtu, tetapi pembicaraan sedang berlangsung di antara kepemimpinan kelompok dan dengan pihak AS.
"Sejauh ini komitmen kami untuk tidak menyerang pasukan asing adalah sampai 1 Mei, setelah itu apakah kami akan menyerang atau tidak masih menjadi pembahasan," kata Mujahid.
Mullah Baradar, wakil kepala politik Taliban, mengadakan pembicaraan dengan utusan AS Zalmay Khalilzad untuk membahas proses perdamaian pada hari Kamis, kata juru bicara militan lainnya, Suhail Shaheen, mengatakan di Twitter.
Ini berarti militan yang menguasai posisi di sekitar pangkalan Barat berisiko memunculkan bahaya jika tidak ada kesepakatan yang tercapai.
"Mereka benar-benar telah pindah lebih dekat ke banyak pangkalan Afganistan dan pangkalan asing," kata Ashley Jackson, wakil direktur Centre for the Study of Armed Groups at Overseas Development Institute, sebuah wadah pemikir yang berbasis di London.
"Mengepung pangkalan AS, NATO, dan Afganistan tampaknya seperti strategi Taliban untuk bersiap mengambil alih ketika pasukan asing pergi," katanya.
Juru bicara kementerian pertahanan Afganistan Fawad Aman mengatakan Taliban telah meningkatkan kekerasan terhadap orang-orang Afganistan dan pemerintah mereka, sambil menembaki pasukan asing.
Lebih dari 3.000 warga sipil Afganistan tewas dan hampir 5.800 lainnya cedera pada 2020, menurut laporan PBB.
"Dengan tidak menyerang pasukan asing tetapi terus menerus menargetkan pasukan keamanan Afganistan dan warga sipil, Taliban telah menunjukkan bahwa mereka berperang melawan rakyat Afganistan," kata Aman.
Michael Kugelman, wakil direktur Program Asia di Woodrow Wilson Center di Washington, bersimpati dengan pernyataan itu, mengatakan "mereka (Afganistan) memiliki hak untuk melanggar perjanjian AS dan Taliban karena gagal memberikan bantuan serupa kepada rakyat Afganistan sendiri."
REUTERS