Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan besar-besaran Israel ke Jalur Gaza masih terus berlangsung hingga kini yang mengakibatkan lebih dari 42.000 warga Palestina kehilangan nyawa, termasuk bayi, anak-anak, wanita, dan warga sipil lainnya. Sejumlah negara Arab pun sering menyuarakan dukungan bagi Palestina. Tapi, kenapa negara Arab segan untuk melawan Israel?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Negara Arab rupanya memiliki berbagai alasan untuk tidak secara langsung melawan Israel. Alasan-alasan ini mencakup aspek politik, ekonomi, dan diplomasi yang kompleks. Berikut adalah faktor-faktor utama yang menyebabkan negara-negara Arab enggan terlibat langsung dalam konflik dengan Israel.
Kerjasama Ekonomi
Dilansir dari Foreign Policy, bagi negara-negara Arab moderat, Israel telah menjadi mitra ekonomi utama. Bahkan bagi Yordania dan Mesir, Israel telah menjadi urat nadi ekonomi. Dari negara-negara tersebut, Yordania merupakan negara yang paling bergantung pada Israel karena membutuhkan air dan energi penting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yordania adalah salah satu negara yang paling kekurangan air di dunia, dengan hanya memiliki 950 juta meter kubik air per tahun, padahal kebutuhan airnya sekitar 1,4 miliar meter kubik. Menurut perjanjian damai tahun 1994, Yordania berhak membeli 50 juta meter kubik air dari Israel setiap tahun. Israel pun telah membangun banyak fasilitas desalinasi sehngga memiliki cadangan air bersih yang cukup.
Prioritas Stabilitas Politik
Mengutip Observer Research Foundation, sebagai kekuatan besar di kawasan, Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS), telah berfokus pada pembangunan ekonomi. Visi 2030, inisiatif ambisius MbS, bertujuan untuk mengurangi ketergantungan ekonomi Saudi pada minyak dan mengembangkan sektor-sektor baru seperti pariwisata, teknologi, dan hiburan.
Untuk mencapai tujuan ini, stabilitas regional sangat penting. Jika Arab Saudi terlibat dalam konflik militer dengan Israel, maka akan ada risiko ketidakstabilan yang dapat mengganggu proyek-proyek besar dan aliran investasi asing yang dibutuhkan untuk transformasi ekonomi negara tersebut.
Hubungan Diplomatik dengan Israel
Abu Dhabi menjadi negara Arab paling terkemuka yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dalam 30 tahun di bawah Abraham Accords yang ditengahi AS pada tahun 2020. Hal ini membuka jalan bagi negara-negara Arab lainnya untuk menjalin hubungan mereka dengan Israel meksipun melanggar tabu dalam menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina.
Dalam tiga tahun sejak normalisasi hubungan, Israel dan UEA telah mengembangkan kemitraan erat di bidang ekonomi dan keamanan, termasuk kolaborasi dalam pertahanan. Israel telah menyediakan sistem pertahanan udara kepada UEA setelah serangan rudal dan drone di Abu Dhabi oleh kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran pada awal tahun 2022.
ORF.ORG | FOREIGN POLICY | ALJAZEERA
Pilihan editor: Berapa Jumlah Kementerian di India, Rusia, Cina, dan Amerika?