Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Kepala Polisi Diraja Malaysia Tan Sri Khalid Abu Bakar mengatakan sampai saat ini pihaknya belum melihat adanya keterkaitan antara orang-orang yang ditangkap di Kuala Lumpur dengan serangan teror di Jakarta.
“Setakat ini kami tidak nampak ada hubungan mereka yang ditahan di Malaysia ada hubungan dengan mereka di Indonesia,” kata Khalid lewat pesan singkat kepada Tempo, 17 Januari 2016.
Kepolisian Malaysia menangkap seorang warganya hanya beberapa jam sebelum meledakkan diri di sebuah pusat hiburan di Kuala Lumpur. Warga Malaysia berusia 28 tahun itu ditahan, Jumat di sebuah stasiun monorel di Kuala Lumpur.
Menurut Khalid, pria itu mengaku berencana meledakkan diri setelah menerima perintah dari anggota kelompok negara Islam di Suriah.
Kabar yang dilansir Associated Press, mengutip sumber pejabat pemerintah, Ahad, menyatakan pria itu adalah salesman asuransi dari negara bagian Terengganu, timur laut Malaysia. Dia ditangkap beberapa jam sebelum meledakkan bom bunuh diri di tempat hiburan di sebuah bar karaoke atau pub.
Dalam pernyataannya, Khalid mengatakan pria itu juga mengibarkan bendera ISIS di beberapa negara bagian Malaysia untuk menentang upaya pemerintah memberantas militan itu. Lewat akun Twitter-nya, Khalid mencuit bahwa dokumen dan senjata ISIS disita bersamaan dengan pria yang tidak disebut namanya itu.
Kepolisian Malaysia meningkatkan kewaspadaan hingga tingkat tertinggi menyusul serangan teroris di Jakarta, Kamis lalu. Keamanan ditingkatkan di tempat-tempat publik seperti pusat perbelanjaan dan kawasan wisata, dengan penjagaan ekstra di perbatasan untuk mencegah penyusupan oleh militan, kata Khalid.
Menteri Wilayah Federal Adnan Mansor mengatakan kelompok militan membidik kawasan yang populer di kalangan turis dan pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur. “Ada ancaman dan kami sangat menyadarinya, sehingga kami siap siaga,” kata dia seperti dikutip surat kabar The New Sunday Times.
Sebelumnya, tiga warga Malaysia ditahan saat tiba di Bandara Kuala Lumpur, Senin lalu setelah Turki merepatriasi kedua pria dan satu wanita pada 16 November saat akan menyusup ke Suriah. Diduga mereka akan bergabung dengan ISIS, kata Khalid.
Ketiganya direkrut melalui Facebook dan pesan telepon Telegram oleh seorang pria Malaysia yang telah bergabung dengan kelompok militan di Suriah, kata Khalid.
Secara terpisah polisi menyebut Muhammad Wanndy Mohamed Jedi, 25 tahun, tersangka perekrut ketiga orang Malaysia tersebut. Wanndy pergi ke Suriah bersama istrinya pada 2014. Warga negara bagian Malaka, Malaysia itu dalam postingan di akun Facebooknya tahun lalu menyatakan tidak akan berpaling dari perjuangan bagi ISIS.
Wanndy juga merilis video pemenggalan dan menyatakan itu adalah hukuman bagi mereka yang mengkhianati Islam. "Ini adalah pelajaran bagi semua orang," kata Wanndy, yang istrinya disebut-sebut baru saja melahirkan seorang bayi perempuan.
Selama dua tahun terakhir, aparat Malaysia telah menahan lebih dari 150 tersangka yang diduga terkait dengan ISIS. Beberapa di antaranya diduga merencanakan serangan di wilayah strategis di Kuala Lumpur.
ASSOCIATED PRESS | ROUSE HILL COURIER | NATALIA SANTI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini