Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin diawali dari negara-negara Arab memiliki kekuatan militer yang tak bisa diremehkan. Sebanyak 7 negara Arab disebut bisa mengalahkan kekuatan militer Israel.
Berita selanjutnya top 3 dunia tentang suku Bajo yang diusir dari Malaysia. Mereka merupakan pengembara laut yang sudah hidup secara nomaden selama berabad-abad. Berikut berita selengkapnya:
Konflik Israel dan Palestina yang pecah sejak 7 Oktober 2023 berpotensi memicu ketegangan dengan negara-negara Arab lainnya, termasuk Mesir. Baru-baru ini, hubungan antara Mesir dan Israel semakin memanas akibat tewasnya seorang tentara Mesir dalam baku tembak di dekat perlintasan Rafah. Insiden ini memperburuk ketegangan yang sudah ada sejak dimulainya perang di Jalur Gaza.
Israel sendiri disebut sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia. Menurut Global Firepower, saat ini kekuatan militer Israel menempati posisi ke 17 dari 145 negara. Meskipun Israel memiliki keunggulan militer, tapi ada beberapa negara Arab juga memiliki potensi untuk mengalahkan Israel
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, apa saja negara arab yang bisa mengalahkan Israel? Berikut informasinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Mesir
Mesir adalah negara Arab dengan kekuatan militer yang paling kuat di kawasan ini. Kekuatan militernya bahkan melampaui Israel yakni berada di peringkat 15. Negara ini disebut-sebut mengalokasikan dana untuk sistem pertahanan nasional mencapai US$ 4,3 miliar atau setara Rp 68,2 triliun per tahun. Angkatan bersenjata Mesir memiliki lebih dari 1,2 juta personel, yang didukung oleh angkatan udara yang kuat dengan lebih dari 1000 pesawat tempur. Persenjataan angkatan daratnya juga kuat dengan memiliki lebih dari 5000 tank.
2. Arab Saudi
Arab Saudi termasuk negara Arab yang memiliki anggaran pertahanan cukup besar mencapai US$ 71,7 miliar per tahun. Tak heran, kekuatan militer Arab Saudi menempati ranking 23 dari 145 negara. Angkatan bersenjatanya terdiri dari sekitar 407.000 personel, dengan angkatan udara yang dilengkapi dengan pesawat tempur modern. Selain itu, angkatan daratnya memiliki armada tank sebanyak 1.485. Angkatan laut Saudi juga berkembang pesat yakni memiliki 7 fregat dan 4 korvet.
Simak di sini selengkapnya.
2. Mengenal Suku Bajo, Pelaut Tangguh yang Rumahnya Dibakar Pemerintah Malaysia
“Kedaulatan hukum negara dalam masalah ini harus ditegakkan,” kata Menteri Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan Hidup Sabah Christina Liew dalam pernyataannya, Jumat, 7 Juni 2024, mengutip Reuters.
Pengusiran suku Bajo di Malaysia ini belakangan jadi sorotan dunia setelah video yang menunjukkan pembongkaran rumah, sebagian dilakukan oleh pria berpakaian preman, tersebar di media sosial. Meski begitu, pemerintah negara bagian di Malaysia membantah adanya pelanggaran hak asasi manusia dalam penggusuran ratusan warga suku Bajo.
“Dalam hal ini, saya tidak melihat adanya pelanggaran hak asasi manusia. Kalau ngomong-ngomong soal itu saya akui mereka sudah lama tinggal di sana. Tapi pelanggaran hak asasi manusia, menurut saya, kita akan membicarakan hal ini di meja diskusi," katanya.
Suku Bajo sendiri tercatat tinggal di wilayah Semporna yang terletak di ujung timur laut Kalimantan, berbatasan dengan Filipina bagian selatan selama berabad-abad. Mereka tinggal di rumah perahu reyot atau gubuk pantai yang dibangun di atas panggung.
Baca selengkapnya di sini.
3. Menteri Malaysia Sebut Suku Bajo Sengaja Bakar Rumah untuk Cari Simpati
Menteri Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan Hidup Datuk Christina Liew mengatakan tidak ada pelanggaran hak asasi manusia. Meski demikian pejabat kementeriannya sedang menyelidiki lebih dalam insiden yang telah memicu kontroversi tersebut.
“Dalam hal ini, saya tidak melihat adanya pelanggaran hak asasi manusia. Kalau ngomong-ngomong soal itu saya akui mereka sudah lama tinggal di sana. Tapi pelanggaran hak asasi manusia, menurut saya, kita akan membicarakan hal ini di meja diskusi," katanya.
“Ada banyak masalah teknis di baliknya. Pertama kita perlu mengidentifikasi apa kewarganegaraan mereka, pelanggaran HAM apa yang sedang kita bicarakan? Apakah mereka ditawari untuk pindah dan tinggal di pedalaman dan mereka menolak karena mereka lebih memilih gaya hidup seperti itu?” ujarnya dilansir dari Malay Mail.
Liew mengatakan pihak berwenang berhak mengambil tindakan karena taman laut yang dilindungi melarang banyak aktivitas yang dianggap merusak. “Ditinjau dari kepatuhan terhadap Undang-Undang Taman Nasional tahun 1984, Taman Laut Tun Sakaran merupakan salah satu kawasan yang dicanangkan sebagai kawasan Taman Nasional atau Taman Negara. Pelanggaran apa pun terhadap ketentuan dalam undang-undang tersebut, seperti penangkapan ikan, pendirian bangunan tanpa izin, dan pertanian, memberikan wewenang kepada Sabah Parks untuk mengambil tindakan yang sesuai," ujarnya.
Baca selengkapnya di sini.
REUTERS | MALAY MAIL