Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat Uni Eropa mengatakan telah menyiapkan rencana jika Brexit tidak berjalan lancar sesuai tenggat waktu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
PM Theresa May berjuang untuk mempertahankan proposal Brexitnya ketika beberapa orang di partainya meminta dia untuk keluar, sementara parlemen berencana untuk merebut proses Brexit dari pemerintahannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Waktu hampir habis. Brexit tanpa kesepakatan yang berbahaya lebih mungkin dari sebelumnya," kata Guy Verhofstadt, seorang eurofile Belgia yang berurusan dengan Brexit sebagai anggota Parlemen Eropa, dikutip dari Reuters, 26 Maret 2019.
"Kami siap untuk skenario ini," kata seorang pejabat Uni Eropa. Pejabat UE merujuk Inggris terancam bangkrut tanpa perjanjian perdagangan atau transisi guna menghindari goncangan ekonomi.
Para pejabat Uni Eropa mengatakan Prancis, Belgia dan Belanda, yang langsung terhubung dengan Inggris di seberang Selat dan Laut Utara, mempekerjakan hingga 2.100 orang untuk bea cukai tambahan dan pemeriksaan pada hewan dan tanaman jika mereka diperlukan.
Negara-negara anggota sedang menyiapkan 20 titik inspeksi perbatasan baru. Pejabat Uni Eropa menyiapkan beberapa langkah untuk melindungi hak-hak ekspatriat dan memperluas kerja sama dalam transportasi jika tidak ada kesepakatan.
Batas waktu Brexit yang disepakati sejak awal adalah 29 Maret sebelum Theresa May meminta penundaan.
Sekarang, Inggris akan pergi pada 22 Mei jika kesepakatan perdana menteri disetujui oleh parlemen minggu ini.
Jika tidak, Inggris akan memiliki waktu hingga 12 April untuk menawarkan rencana baru atau memutuskan pergi dari UE tanpa perjanjian.
Kesepakatan May yang dinegosiasikan dengan UE telah ditolak di parlemen dua kali, dengan 149 suara pada 12 Maret dan 230 suara pada 15 Januari.
"Kami tidak menginginkan Brexit tanpa kesepakatan, kami lebih suka memiliki Perjanjian Penarikan, tetapi jika ini bukan kesepakatan, mari kita lakukan dengan cepat," kata pejabat Uni Eropa yang tidak mau disebutkan namanya.
"Mereka membandingkannya dengan plester, Anda bisa melepasnya dengan sangat lambat dan itu akan menyakitkan untuk beberapa waktu. Atau Anda dapat melepasnya dengan sangat cepat dan selesai. Mereka menginginkan kepastian," tambahnya.
Rencana darurat bersifat sementara dan tidak akan menyelesaikan semua masalah yang akan muncul, kata pejabat Uni Eropa lainnya.
Setelah KTT para pemimpin Uni Eropa pekan lalu, para diplomat mengatakan masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk mempersiapkan Brexit tanpa kesepakatan di negara-negara termasuk Irlandia dan Belgia.
Sejauh ini tidak ada solusi yang terlihat untuk perbatasan Irlandia, yang akan menjadi satu-satunya perbatasan darat Uni Eropa dengan Inggris setelah Brexit.