Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketika Jenderal M. Jusuf dilantik di Istana Negara sebagai Panglima ABRI pada suatu hari tahun 1978, saya berdiri di samping Letnan Jenderal TNI Wijoyo Suyono, Panglima Komando Wilayah Pertahanan Jawa-Madura waktu itu. "Jangan-jangan Pak Jusuf sudah tidak tahu cara baris-berbaris," bisik saya setengah bergurau kepada Jenderal Willy. Dia cuma tersenyum, barangkali karena tahu saya wartawan dan, karena itu, tidak ingin dikutip berkomentar tentang panglimanya yang baru dilantik. Tapi saya punya dasar untuk bertanya. Sebab, ketika dilantik itu, Jusuf sudah 14 tahun meninggalkan jajaran militer, yakni sejak menjadi menteri di zaman akhir Demokrasi Terpimpin hingga saat ia dilantik menjadi Panglima ABRI.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo