Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Di balik ide pembangunan supergrid yang tampak visioner, tersembunyi sebuah cara pandang yang perlu dikaji ulang.
Di Eropa, rencana pembangunan supergrid batal terealisasi karena banyaknya hambatan yang dihadapi.
Konsep supergrid berisiko besar bagi negara kepulauan seperti Indonesia.
RENCANA pembangunan sistem transmisi listrik area luas atau supergrid Indonesia yang tertuang dalam dokumen resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tampak megah di atas kertas. Garis-garis yang menandakan jaringan listrik membentang dari Sabang hingga Merauke, menghubungkan pulau demi pulau dalam satu sistem kelistrikan nasional.
Sekilas, rencana ini terlihat sebagai simbol kemajuan—seolah-olah infrastruktur energi kita siap melompat ke era baru yang terintegrasi dan modern. Namun, di balik ide yang tampak visioner ini, tersembunyi sebuah cara pandang yang perlu dikaji ulang.
Tulisan ini tidak semata menyentuh aspek teknis, tapi juga mengajak kita mengevaluasi kerangka berpikir yang melandasi proyek berskala raksasa seperti ini. Sebab, yang kita butuhkan bukan sekadar visualisasi jaringan, melainkan juga strategi pembangunan energi yang berpijak pada realitas geografis, sosial, dan kebutuhan rakyat Indonesia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo