Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tidak seperti umumnya organisasi lain, Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) boleh dikatakan lahir hanyalah mewadahi yang sudah ada. Sebelum jam'iyah NU lahir pada 1926, sudah ada komunitas atau jama'ah yang terdiri atas ulama dan para pengikut mereka. Itulah masyarakat pesantren. Struktur organisasi NU pun—berbeda dengan struktur umumnya organisasi—lebih mirip dengan pesantren. Sementara di pesantren ada kiai sebagai pemimpin, pengendali, pengarah, dan seterusnya, di NU ada Syuriah. Di pesantren, yang biasa melaksanakan kebijakan kiai adalah lurah pondok atau pengurus pesantren atau gus (anak kiai). Mereka inilah yang di NU—setidaknya di awal-awal berdirinya—diwakili oleh lembaga Tanfidziyah. Sedangkan para santri, alumni pesantren, dan masyarakat santri adalah anggota pendukung jam'iyah NU ini. Karena keunikan inilah, sampai sekarang pun banyak pengamat yang tidak bisa menerjemahkan secara tepat istilah syuriah sebagai pasangan dari tanfidziyah. Maka tidak terlalu salah bila ada yang mengatakan pesantren adalah NU kecil dan NU adalah pesantren besar.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo