Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sejarah Indonesia (dan agaknya bukan hanya sejarah Indonesia) bermula dari euforia dan berlanjut dengan melankolia. Revolusi 1945 dimulai dengan proklamasi yang yakin meskipun di tengah ketidakjelasan apa yang harus dilakukan. Tapi pada akhir 1950-an, euforianya hilang di jalan. Maka di tahun 1958 Bung Karno membuat manifesto yang menyatakan "menemukan kembali Revolusi"—meskipun ternyata "revolusi", ketika ia ditemukan lagi, tak mungkin sama dengan yang dahulu. Demikian juga Reformasi 1998: perubahan ini dengan mengesankan memulihkan demokrasi yang sesat di jalan selama 40 tahun, tapi hampir dua dasawarsa semenjak itu, orang berkeluh-kesah lagi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo