Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bahasa

Berita Tempo Plus

Servisifikasi

5 Juni 2017 | 00.00 WIB

Servisifikasi
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Istilah "transformasi struktural" jamak ditemukan dalam studi pembangunan. Generasi saya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengenal topik ini dari kuliah Profesor Arsjad Anwar. Salah satu referensi utamanya adalah buku Hollis Chenery dan Moises Syrquin berjudul Patterns of Development (1975). Beberapa literatur sebelumnya, seperti tulisan Allan Fisher (1935) atau Colin Clark (1940), juga membahasnya. Intinya, perekonomian akan beralih tumpuan dari sektor pertanian (termasuk peternakan, kehutanan, dan perikanan) ke sektor industri (terutama manufaktur, tapi juga mencakup pertambangan, konstruksi, dan "utilitas"--listrik, gas, dan air minum) dan lalu ke sektor jasa (meliputi jasa perdagangan, hotel, dan rumah makan; transportasi dan komunikasi; keuangan, perumahan, dan jasa usaha; serta jasa lainnya). Jadi umumnya, semakin berkembang suatu bangsa, kontribusi sektor jasanya semakin besar. Saat ini sektor jasa di Indonesia menyumbang sekitar 48 persen produk domestik bruto, diikuti sektor industri 40 persen, dan sisanya sektor pertanian. Di Australia, kontribusi sektor jasa adalah sekitar 70 persen, dan di Amerika Serikat 80 persen.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus