Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 16-17 April 2024. Prakirawan BMKG, Benedictus Kushardian, mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara cenderung bergerak dari utara ke timur dengan kecepatan angin berkisar 6-15 knot. Adapun angin di selatan berhembus dari timur ke selatan dengan laju 4-20 knot.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Barat Selatan Jawa Tengah-Nusa Tenggara Barat, Samudera Pasifik Utara Halmahera, dan Laut Arafuru," kata Benedictus melalui keterangan tertulis, Selasa, 16 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pola angin itu memicu gelombang laut setinggi 1,25-2,5 meter di perairan Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Nias-Lampung, perairan selatan Pulau Jawa, perairan selatan Bali-Pulau Sumba, Samudra Hindia Selatan Pulau Jawa-Sumba. Prakiraan yang sama juga untuk Samudra Pasifik Utara Halmahera, serta Laut Arafuru bagian tengah dan timur.
"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata dia.
Tim BMKG selalu meminta dunia pelayaran memantau potensi gelombang tinggi tersebut, terutama untuk kapal nelayan dan kapal tongkang. Para operator kapal feri tetap diingatkan untuk mewaspadai angin yang kecepatannya melebihi 21 knot, serta gelombang setinggi lebih dari 2,5 meter.
Aktvitas penyeberangan seusai Lebaran 2024 di beberapa jalur padat, seperti Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk masih tergolong padat, meski lebih landai dibanding masa puncak mudik. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat bahwa pemudik dari Pulau Jawa yang telah kembali ke Pulau Bali hingga 15 April 2024 belum mencapai 50 persen. Salah satu alasan penundaan kepulangan itu adalah Lebaran Ketupat yang biasanya digelar satu pekan setelah Idul Fitri.
Kementerian Perhubungan mencatat pengguna angkutan umum Lebaran hingga 15 April atau hari terakhir libur lebaran sebanyak 1.283.557 orang. Volume pengguna kapal penyeberangan masih mendominasi dengan total 350.667 penumpang atau 27,32 persen dari jumlah total tersebut.