Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Gunung Gede yang Padat bak Pasar Malam, Ini Data Jumlah Pendaki Menurut TNGGP

Balai Besar TNGGP memastikan tak ada dampak atas kepadatan yang terjadi di Gunung Gede saat long weekend lalu selain kelambatan aktivitas pendakian.

19 Mei 2025 | 04.00 WIB

Alun-alun Suryakancana Gunung Gede menjadi lokasi berkemah para pendaki sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Gede-Pangrango. ANTARA/Ahmad Fikri.
Perbesar
Alun-alun Suryakancana Gunung Gede menjadi lokasi berkemah para pendaki sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Gede-Pangrango. ANTARA/Ahmad Fikri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jalur pendakian Gunung Gede Pangrango mengalami kepadatan luar biasa pada momen libur panjang akhir pekan 10–13 Mei 2025 lalu, setelah jalur pendakian sempat ditutup karena meningkatnya aktivitas vulkanis Gunung Gede. Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan antrean panjang para pendaki yang hendak naik maupun turun gunung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Salah satu titik kepadatan terpantau di jalur pendakian via Gunung Putri. Dalam unggahan warganet, situasi ini bahkan disamakan dengan suasana “pasar malam”.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) menanggapi viralnya kabar tersebut dengan memberikan penjelasan bahwa kuota pendakian yang ditetapkan per hari adalah memang sampai 900 orang. Dengan durasi standar pendakian dua hari satu malam, maka terdapat kemungkinan 1.200 orang pendaki berada di jalur pada waktu yang bersamaan—antara yang naik hari ini dan yang turun dari pendakian hari sebelumnya.

TNGGP mengaku sudah mengatur waktu kedatangan atau check-in pendaki sesuai dengan kelompok yang tercantum dalam tiket barcode masing-masing. “Namun pada kenyataannya tidak jarang pendaki datang bersamaan dikarenakan kendala kemacetan di perjalanan sehingga berdampak menumpuknya pendaki pada jalur pendakian dalam waktu bersamaan,” kata Kepala Balai Besar TNGGP Arief Mahmud.

Dalam keterangan yang diberikannya secara tertulis menjawab Tempo, Arief merinci jumlah pendaki tersebut. Pada 10 Mei 2025 tercatat sebanyak 581 orang, 11 Mei sebanyak 653 orang, 12 Mei sebanyak 167 orang, dan 13 Mei sebanyak 37 orang. “Sehingga dapat disimpulkan bahwa statistik tersebut menunjukkan normal atau masih di bawah kuota yang telah ditetapkan yaitu 900 orang per hari,” tuturnya. 

Arief juga menegaskan bahwa tidak ada dampak signifikan terkait aktivitas tersebut. "Tidak ada dampak yang sampai menimbulkan bencana, hanya kelambatan dalam aktivitas pendakian," kata dia. 

Selain pendakian, Arief turut menjelaskan bahwa TNGGP juga mengelola 13 pintu wisata alam lainnya yang tersebar di tiga wilayah administratif: Kabupaten Cianjur, Bogor, dan Sukabumi. Wisata berkemah dan kunjungan harian seperti ke air terjun juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Untuk kunjungan non-pendakian, jumlah pengunjung tercatat sebanyak 1.506 orang pada 10 Mei 2025, 3.929 orang pada 11 Mei, 3.172 orang pada 12 Mei, dan 853 orang pada 13 Mei. Balai Besar TNGGP juga menegaskan komitmennya dalam menindak tegas pihak-pihak yang melanggar peraturan selama kegiatan wisata berlangsung.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus