Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta telah melaporkan salah satu aplikasi pemantau seketika (realtime) miliknya tak bisa update informasi terkait aktivitas Gunung Merapi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perangkat pemantauan itu merujuk pada aplikasi Live Seismogram yang tercantum melalui laman magma.esdm.go.id.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Aplikasi seismogram ini digunakan salah satunya untuk memantau aktivitas terkini di Gunung Merapi yang kini statusnya berada di level III atau siaga.
“Sebetulnya untuk (live) seismogram ini, kondisinya tidak update karena tanggalnya masih 30-11 (30 November). Kami sudah menghubungi PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) agar diperbaiki,” ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Selasa, 8 Desember 2020.
Meski aplikasi live seismogram itu gagal update, Hanik menuturkan untuk peralatan seismograf di Gunung Merapi kondisinya sendiri masih bekerja dengan baik. Hanya penerima live seismogram di laman magma.esdm.go.id yang tidak update, sedangkan di laman merapi.bgl.esdm.go.id informasinya tetap bekerja normal.
BPPTKG sendiri mencatat pada hari Selasa 8 Desember 2020 ini telah terjadi guguran pukul 09:17 WIB yang suaranya terdengar dari Pos Babadan. Merapi menggugurkan material dari puncak mengarah ke barat dengan jarak luncur 200 meter.
Selain guguran sebanyak satu kali ini, visual gunung juga tampak jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
PRIBADI WICAKSONO