Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sampah plastik adalah jenis sampah yang paling banyak dihasilkan oleh masyarakat. Hingga saat ini, plastik merupakan sampah yang paling lama terurai, bahkan hingga 1000 tahun lamanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sulit diurai, sampah plastik dapat menumpuk dan berserakan di lingkungan. Hal ini dapat berbahaya bagi lingkungan, termasuk satwa liar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dilansir dari National Geographic, jutaan hewan mati karena plastik setiap tahun, mulai burung hingga ikan dan organisme laut lainnya. Hampir 700 spesies, termasuk yang terancam punah karena pengaruh plastik.
Sebagian besar kematian pada hewan disebabkan karena terjerat plastik atau kelaparan. Anjing laut, paus, kura-kura, dan hewan lainnya banyak yang tercekik oleh alat tangkap yang ditinggalkan atau cincin bungkus yang dibuang.
Mikroplastik telah ditemukan pada lebih dari 100 spesies air, termasuk ikan, udang, dan kerang yang biasa dikonsumsi manusia.
Dalam banyak kasus, potongan-potongan kecil plastik melalui sistem pencernaan dan dikeluarkan tanpa konsekuensi. Plastik juga ditemukan telah memblokir saluran pencernaan atau organ dan menyebabkan kematian. Plastik akan mengurangi dorongan untuk makan dan menyebabkan hewan laut itu kelaparan.
Plastik telah dikonsumsi oleh hewan darat, termasuk gajah, hyena, zebra, harimau, unta, ternak, dan mamalia besar lainnya. Dalam beberapa kasus menyebabkan kematian.
Kerusakan hati, sel, dan gangguan pada sistem reproduksi, mendorong beberapa spesies, seperti tiram, untuk menghasilkan lebih sedikit telur.
Penelitian baru menunjukkan bahwa ikan larva makan nanofibers pada hari-hari pertama kehidupan, menimbulkan pertanyaan baru tentang efek plastik pada populasi ikan.
M. RIZQI AKBAR