Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jakarta mulai mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi potensi gempa bumi megathrust di segmen Selat Sunda melalui serangkaian pelatihan simulasi bencana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketua Sub-kelompok kedaruratan dan penanganan pengungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Jakarta, Wardaya, menyatakan dalam siniar bersama BNPB pada hari Senin bahwa simulasi serentak akan segera dilakukan guna mengurangi risiko bencana megathrust yang kini menjadi perhatian kembali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Dalam waktu dekat kami akan melakukan simulasi secara serentak, untuk mengurangi risiko bencana megathrust yang kembali menjadi perhatian,” kata Ardaya, dikutip dari Antara.
Wardaya menjelaskan bahwa berbagai skenario simulasi bencana telah disiapkan untuk menjangkau semua kalangan masyarakat, termasuk cara menghadapi bencana di rumah sakit, pemukiman padat penduduk, pasar, sekolah, dan gedung perkantoran.
Simulasi ini tidak hanya mencakup gempa bumi, tetapi juga teknik penyelamatan diri saat menghadapi kebakaran dan banjir. BPBD Jakarta bekerja sama dengan berbagai pihak seperti petugas pemadam kebakaran, Basarnas, dan tim ahli K3 dari perusahaan untuk melaksanakan pelatihan ini.
Wardaya juga menyebutkan bahwa akan ada surat edaran dari gubernur terkait pelaksanaan simulasi serentak ini. Ia menekankan bahwa simulasi bencana bukanlah hal baru di Jakarta, tetapi merupakan agenda rutin pemerintah daerah yang diatur melalui peraturan gubernur.
BPBD Jakarta sendiri telah menyediakan fasilitas literasi bencana lengkap dengan peralatan yang bisa diakses masyarakat secara gratis di kantor mereka di Petojo Utara, Gambir. Simulasi ini juga berfungsi untuk menguji standar operasional darurat bencana dan memastikan masyarakat siap menghadapi bencana dengan tenang karena sudah memahami prosedur penyelamatan yang benar.
Wardaya menambahkan bahwa meski ada masyarakat yang merasa terlalu sering berlatih, pelatihan ini penting agar mereka tidak lupa cara penyelamatan yang benar saat bencana terjadi, seperti contoh korban kebakaran yang seharusnya merangkak untuk menghindari asap, bukan berlari ke air.
Pilihan Editor: Perlukah Jakarta Waspadai Potensi Ancaman Gempa Megathrust?