Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Cuaca Panas Terik Beberapa Hari Terakhir, Ini Penjelasan BMKG

Saat sebagian wilayah Indonesia sudah alami cuaca panas dan bersiap transisi dari hujan ke kemarau, satu zona ini belum juga masuk musim hujan.

16 Januari 2023 | 03.00 WIB

Ilustrasi Ramalan Cuaca. fishershypnosis.com
Perbesar
Ilustrasi Ramalan Cuaca. fishershypnosis.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Sidoarjo - Cuaca panas yang menyengat terselip di hari-hari pada masa puncak musim hujan saat ini. Beberapa daerah mengalami 'gangguan' itu, termasuk sebagian wilayah Jawa Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Juru bicara BMKG Juanda Sidoarjo, Teguh Tri Susanto, menerangkan penyebab cuaca panas sepekan terakhir tersebut. Menurut dia, ada pola tekanan rendah yang telah membelokkan angin secara luas.

"Sehingga, menghambat aliran massa udara basah dari Asia ke wilayah selatan ekuator khususnya wilayah Jawa Timur," katanya pada Minggu 15 Januari 2023. 
 
Teguh mengkonfirmasi kalau saat ini masih dalam periode musim hujan. Namun, karena adanya gangguan tersebut mengakibatkan terjadinya panas selama sepekan terakhir ini.
 
"Saat ini masih fase periode musim hujan. Cuma saat ini masih ada gangguan saja," katanya sambil mengimbau masyarakat Jawa Timur tetap mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti angin kencang dan hujan ekstrem serta banjir dan longsor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masih Ada yang Belum Musim Hujan

Terpisah, BMKG di NTT menyebut satu dari 27 zona musim di wilayah itu belum kunjung memasuki musim hujan hingga awal Januari 2023. Padahal BMKG telah sebelumnya memproyeksi Desember 2022 dan Januari 2023 ini sebagai puncak musim hujan di wilayah Indonesia sebelum transisi ke musim kemarau dengan intensitas La Nina yang juga semakin lemah.

Satu zona musim itu adalah yang meliputi wilayah Kabupaten Kupang bagian tenggara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan bagian selatan. Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, Rahmattulloh Adji, mengungkapnya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu. 

Adji menjelaskan, daerah yang belum memasuki awal musim hujan bisa saja sudah diguyur hujan tapi dengan curah hujan rendah. Dia menyebut sejumlah faktor yang mempengaruhi, antara lain kondisi geografis dan topologi wilayah, kondisi uap air di atmosfer, angin, dan labilitas udara atas.

Pada kondisi ini, Adji mengingatkan, perlu dicermati secara baik oleh masyarakat terutama para petani ketika hendak menanam tanaman pertanian. "Jenis tanaman yang ditanam perlu disesuaikan dengan kondisi curah hujan yang ada sehingga memberikan peluang hasil untuk dipanen," katanya.

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus