Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Daftar Sungai Terpolusi Sampah Plastik di Dunia, Brantas Nomor 6

Negara kaya menghasilkan sampah plastik lebih besar per orang tapi pengelolaannya efektif sehingga tidak berakhir ke sungai dan laut.

3 Agustus 2022 | 01.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah sungai di Indonesia masuk daftar 20 sungai terpolusi sampah plastik di dunia. Jumlah sampah plastik per tahunnya mencapai puluhan ribu ton per tahun. Mereka menyumbang ke dalam 4,8 dan 12,7 juta ton sampah plastik yang memasuki laut setiap tahunnya dari populasi pesisir di seluruh dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Daftar 20 sungai terpolusi sampah plastik itu dibuat Energy Minute, sebuah organisasi yang menyajikan cerita dan data sehubungan dengan perubahan iklim. Infografis berjudul ‘Memvisualisasikan Sungai dan Lautan Sampah Plastik’ dipublikasi tertanggal 22 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari urutan yang dibuat, Sungai Yangtze di Cina ditempatkan sebagai yang terburuk dengan 333 ribu ton sampah plastik masuk ke alirannya per tahun. Lalu berturut-turut di belakangnya adalah Sungai Gangga (74 ribu ton), Huangpu (41 ribu on), Cross (40 ribu ton), dan Amazon (39 ribu ton).

Sungai Brantas di Jawa Timur berada tepat di urutan setelahnya dengan kandungan disebutkan 39 ribu ton sampah plastik per tahun. Sungai Bengawan Solo dalam data Energy Minute 2020 itu berada di urutan 9 terburuk dengan polusi 33 ribu ton, Serayu urutan 13 dengan 17 ribu ton dan Kali Progo urutan 18 dengan 13 ribu ton.  

Energy Minute  juga mencatat persentase plastik yang tidak dikelola secara memadai oleh negara. Disebutkan, negara-negara berpenghasilan tinggi (sebagian besar Eropa, Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Korea Selatan) menghasilkan lebih banyak sampah plastik per orang daripada negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah (di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara).

Namun, negara-negara kaya cenderung memiliki sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif daripada negara-negara miskin. "Di mana ada pengelolaan yang tidak memadai, ada kemungkinan besar plastik berakhir di sungai dan lautan," bunyi laporan yang dibuat.

Misteri Warna Sungai Yangtze Berubah Merah

Diilustrasikan bahwa sebelum 1980, hanya ada sedikit atau tidak ada daur ulang atau pembakaran plastik. Perlahan-lahan ini telah berubah dari waktu ke waktu dengan pertambahan sekitar 0,7 persen per tahun. Pada 2015, diperkirakan sampah plastik yang dibuang telah berkurang menjadi 55 persen sedangkan yang dibakar meningkat menjadi 25 persen dan didaur ulang 20 persen.

Diperkirakan sebanyak 8,3 miliar ton plastik telah diproduksi secara global pada 2015 yang 6,3 miliar ton di antaranya menjadi sampah plastik. Rincian dalam sampah itu adalah 9 persen didaur ulang, 12 persen dibakar, dan 79 persen dikirim ke tempat pembuangan akhir atau tempat lain di lingkungan.

Dihubungi terpisah dan diminta tanggapannya atas data di atas, Direktur Eksekutif Ekologi Observasi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), Prigi Arisandi, menyatakan pernah mendokumentasikan polutan mikroplastik di Sungai Ciliwung pada Juni lalu. Sebagian besar mikroplastik adalah filamen yang telah terfragmentasi dari film plastik dan kemasan sachet.

Dari 600 sampah plastik sachet yang disampling, Ecoton menemukan sampah sachet Unilever paling banyak ditemukan disusul Wings dan Indofood. Ecoton mendesak tanggung jawab perusahaan-perusahaan itu untuk membersihkan sampahnya dari sungai. 

Data lebih luas sedang dikumpulkan lewat Ekspedisi Sungai Nusantara menyusuri sungai-sungai di Indonesia yang telah dimulai sejak 1 Maret lalu. Dari target 300 hari, ekspedisi baru memasuki hari-97 pada Senin, 1 Agustus 2022. “Kami baru selesai sungai-sungai Sumatera,” kata Prigi, Senin.

Aliansi Peduli Musi (APM) dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara kampanye hentikan pencemaran di Sungai Musi, Minggu 24 Juli 2022. Tim menemukan ikan-ikan di sungai itu telah tercemar mikroplastik. TEMPO/PARLIZA HENDRAWAN

Sungai dan kota yang masih akan disusuri adalah Ciwulan, Citanduy, Citarum, Way Seputih, Air Nelas, Air Bengkulu, Batang Arau, Krueng Sarulah, Sungai Metra, Brantas,  Ciliwung dan Kamal. Kota yang dilalui terdiri dari Tasikmalaya, Bandung, Lampung, Bengkulu, Padang, Aceh, Malang, Jakarta dan Bangkalan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus