Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Pantai Timur Pulau Morotai, Maluku Utara, pada Kamis siang, 19 September 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi lindu tersebut pada pukul 14.45 WIB tadi, dari titik yang berjarak 50 kilometer di arah Timur Laut Daruba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Termasuk gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng laut Pasifik,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, tak lama pasca gempa tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gempa itu muncul dari kedalaman 32 kilometer. Dari analisis BMKG, mekanisme pergerakannya naik alias thrust fault. Guncangan gempa ini dirasakan di daerah Morotai dan Halmahera Utara dengan skala intensitas III-IV MMI, artinya dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Getarannya juga menjalar ke Pulau Doi dengan skala intensitas III MMI.
Masyarakat di daerah Ternate dan Halmahera Timur juga merasakan gempa M5,6 ini dengan skala intensitas II MMI, atau membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Dari hasil pemodelan di BMKG, Daryono memastikan gempa di pantai Pulau Morotai ini tidak berpotensi tsunami, namun sempat ada gempa susulan.
“Ada satu susulan dengan mangnitudo M4,3, dari pemantauan hingga pukul 15.10 WIB,” tutur dia.
Tim BMKG mengimbau masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. “Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa,” kata Daryono.