Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, Senin 7 Juni 2021, adalah puncak Hujan Meteor Arietid. Akan ada 50 meteor per jam saat puncak hujan meteor itu tapi sayangnya akan sulit diamati karena paling ramai terjadi pada rentang pukul 10-16 WIB .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pengamatan paling baik adalah dinihari tadi sebelum atau menjelang matahari terbit," kata Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Emanuel Sungging Mumpuni, Senin pagi 7 Juni 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menerangkan, Hujan Meteor Arietid tergolong minor. Fenomenanya masih mungkin diamati tanpa alat bantu dari arah timur-timur laut pada dinihari, "Tapi itupun tidak terlalu kelihatan dibandingkan hujan meteor yang mayor." Emanuel membandingkan dengan, di antaranya, Hujan Meteor Eta Aquarids pada awal Mei lalu atau Taurid Utara pada Desember lalu.
Hujan Meteor Arietid telah terjadi sejak 14 Mei lalu dan berakhir pada 24 Juni mendatang. Titik radiannya di arah rasi bintang Aries. Tidak diketahui komet atau asteroid apa yang menyebabkan munculnya hujan meteor ini.
Mengutip isi laman Info Astronomy, sejumlah fenomena lain juga telah dan akan mengisi pengamatan langit sepanjang bulan ini. Di antaranya adalah konjungsi bulan dan planet Jupiter yang terjadi pada 2 Juni lalu. Konjungsi adalah ketika dua benda langit terlihat dari Bumi berada begitu dekat satu sama lain.
Konjungsi di antara keduanya akan berulang pada 28 Juni nanti. Konjungsi juga akan terjadi antara bulan dengan Venus, Mars dan Saturnus masing-masing pada 12, 14 dan 27 Juni.
Fenomena lainnya juga ada Gerhana Matahari Cincin. Ini adalah kebalikan dari Supermoon pada akhir Mei lalu karena kali ini bulan akan berada di titik orbit terjauhnya dari Bumi--sehingga bayang-bayang bulan tak cukup besar menutupi matahari secara utuh dari Bumi.
Berbeda dari Hujan Meteor yang terbuka peluang mengamatinya dari Indonesia, gerhana matahari pada Kamis 10 Juni itu nanti tak melewati wilayah Indonesia.