Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap Tim Red Bull KTM, Miguel Oliveira, berhasil menjuarai balapan MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB, Ahad, 21 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Start dari posisi ketujuh, pembalap Portugal itu tampil menawan di lintasan basah dan mampu finis tercepat. Sempat bersaing ketat dengan Jack Miller ia finis 2,205 detik di depan juara bertahan Fabio Quartararo. Johann Zarco merebut posisi ketiga dan Miller hanya finis keempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa rahasia tampilan apik Miguel Oliveira? Pembalap 27 tahun itu mengungkapkannya seusai balapan. Simak selengkapnya:
Start Bagus Kuncinya
“Untuk balapan di Mandalika ini, menemukan feeling tepat pada ban hujan sejak start, sangatlah krusial."
"Tanpa start sangat bagus, keadaannya bisa berbeda bagi saya. Saya benar-benar sulit melihat apapun di belakang pembalap. Jarak pandang sangat terbatas karena cipratan air yang kuat dari ban para pembalap di depan. Sangat sulit untuk melihat garis dan menjaga presisi."
"Ketika start bagus sudah dilakukan, Anda tinggal menilai sampai mana batas kemampuan. Saya mencoba konsisten dalam mengendalikan motor dan tetap di racing line yang sama."Aksi pembalap Red Bull KTM, Miguel Oliveira (88) dalam balapan MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Lombok, 20 Maret 2022. Oliveira, yang pada seri pertama gagal finis, naik ke posisi keempat klasemen MotoGP. REUTERS/Willy Kurniawan
Belajar dari Jack Miller
"Saya pikir pada akhir balapan saya bisa memahami lebih banyak dan seberapa besar saya bisa mendorong. Tetapi mengendarai 20 lap berturut-turut dalam hujan atau dibandingkan dengan latihan sangat berbeda. Anda dapat menjelajahi lebih banyak titik pengereman di latihan, atau melebar, atau mendinginkan ban."
"Untungnya, saya membuat awal yang baik dan setelah itu saya sedikit mengikuti Jack (Miller) dan bisa lebih mengerti. Awalnya, Miller mengerem sedikit lebih lambat daripada saya. Jadi, saya tahu seberapa jauh saya harus mengerem tanpa mengambil risiko terlalu besar (terjatuh) atau tertinggal saat keluar tikungan."
"Setelah itu, tinggal menjaga gap dan mengatur ritme balapan untuk menjaga level keausan ban belakang. Set up motor juga sangat pas untuk menghadapi kondisi seperti ini."
Skenario Bisa Beda
"Bila balapan berlangsung beberapa lap lagi saya tak tahu apakah bisa menang, karena Fabio (Quartararo) datang dengan sangat kuat."
"Saya juga merasa kuat di lintasan kering. Tetapi di trek kering, balapan akan lebih sulit sekaligus menantang karena sirkuit ini tidak dikenal sebelumnya oleh para pembalap."
"Jika kondisi normal (panas), pasti akan sangat melelahkan. Ban juga akan bekerja lebih berat. Meskipun begitu, saya sejatinya merasa nyaman dalam semua kondisi."Pembalap Red Bull KTM, Miguel Oliveira (posisi pertama) bersama pembalap Pramac, Johann Zarco (posisi kedua), dan pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo berdiri di podium setelah menjuarai balapan MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Lombok, 20 Maret 2022. REUTERS/Willy Kurniawan
Tentang Peluang Juara
"Saya pikir masih terlalu dini untuk mengatakannya (apakah musim ini akan berbeda untuk timnya) karena kami hanya memiliki dua balapan. Yang pasti, kami ingin mempertahankan performa kuat ini untuk balapan lain."
"Kami tidak ingin tampil hanya tiga atau empat kali dalam satu musim dan kemudian menjadi rata-rata. Kami ingin berada di podium lebih sering."
"Kami sadar bahwa kami harus bekerja sangat keras, itu normal untuk kategori ini. Semua orang sangat dekat dan Anda dapat melihat perbedaannya di Q2 atau tidak. Itu bisa mengubah seluruh akhir pekan Anda. Kami fokus untuk menjadi yang cepat terlebih dahulu, sebelum menyelesaikan balapan dan mencetak poin."
Bagi Miguel Oliveira kemenangan di MotoGP Indonesia menjadi penebusan. Pada GP Qatar ia gagal finis. Kini, ia menepati posisi keempat klasemen umum dengan nilai 25, tertinggal lima poin dari Enea Bastianini (Gresini Racing).
CRASH | MOTORSPORT
Baca Juga: Perjalanan Sempurna Fikri/Bagas Menuju Gelar Juara All England