Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Bayern Munchen Mendukung Kingsley Coman yang Jadi Korban Pelecehan Rasis

Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni menjadi sasaran pelecehan rasis setelah Prancis kalah dari Argentina di final Piala Dunia 2022.

20 Desember 2022 | 16.48 WIB

Pemain Prancis Kingsley Coman saat melawan Tunisia dalam pertandinga Piala Dunia 2022 di Stadion Education City, Al Rayyan, Qatar, 30 November 2022. Sebelum semifinal Les Bleus melawan Maroko, gelandang Adrien Rabiot dan bek Dayot Upamecano terserang penyakit. REUTERS/Carl Recine
Perbesar
Pemain Prancis Kingsley Coman saat melawan Tunisia dalam pertandinga Piala Dunia 2022 di Stadion Education City, Al Rayyan, Qatar, 30 November 2022. Sebelum semifinal Les Bleus melawan Maroko, gelandang Adrien Rabiot dan bek Dayot Upamecano terserang penyakit. REUTERS/Carl Recine

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bayern Munchen mengirim pesan dukungan kepada pemain depan Prancis Kingsley Coman setelah dia dan gelandang Aurelien Tchouameni menjadi sasaran pelecehan rasis menyusul kekalahan timnas Prancis dari Argentina di final Piala Dunia 2022 pada Senin dini hari, 19 Desember 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Kiper Argentina Emiliano Martinez menggagalkan tendangan Coman dalam adu penalti dan tembakan Tchouameni melebar saat Argentina merebut gelar Piala Dunia pertama mereka sejak 1986. BBC melaporkan bahwa Coman dan Tchouameni sama-sama menjadi sasaran pelecehan rasis secara daring setelah kekalahan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Klub Coman, Bayern Munchen, mengunggah pesan dukungan untuk pemain berusia 26 tahun itu pada hari Senin. Klub Bundesliga itu mengecam komentar rasis yang ditujukan kepada Coman.

"Keluarga FC Bayern mendukung Anda, Raja. Rasisme tidak memiliki tempat dalam olahraga atau masyarakat kita," kata mereka di Twitter.

Pelecehan rasis itu terjadi menyusul pelecehan serupa yang ditujukan kepada pemain Inggris Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka setelah kekalahan Inggris dari Italia di final Euro 2020—yang digelar pada 2021 karena pandemi Covid-19. Ketiga pemain tersebut gagal mencetak gol dalam adu penalti dan menjadi sasaran pelecehan di media sosial setelah pertandingan.

SOCCERNET | REUTERS

Sapto Yunus

Sapto Yunus

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus