Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Las Vegas--Petinju Filipina Manny Pacquiao divonis cedera robek pada otot bahunya setelah pertarungan akbar melawan petinju Amerika Serikat Floyd Mayweather Jr, di MGM Grand Arena, Las Vegas, Ahad lalu. Ia pun akan menjalani operasi di salah satu rumah sakit Las Vegas pada akhir pekan ini.
Dr. Surena Namdari, ahli bedah ortopedi Rothman Institute membeberkan derita yang akan dialami Pacquiao selama sepekan terakhir. Ia mengatakan Pacman, julukan Pacquiao, akan mengalami nyeri hebat di daerah bahunya. "Pasien akan kesulitan tidur di malam hari atau akan sangat sakit saat bergerak di tempat tidur," katanya.
Pacquiao seusai laga membeberkan penyebab kekalahannya dalam laga yang menghabiskan duit Rp 5 triliun lebih tersebut. Pacquiao mengaku cedera di bahu tiga pekan sebelum laga akbar, cedera itu kemudian semakin parah setelah ronde ke empat laga berlangsung.
Pernyataan Pacquiao lantas memunculkan banyak spekulasi tentang kekalahannya. Bahkan dia juga menghadapi gugatan sejumlah penonton yang merasa rugi merogoh kocek yang banyak di Pengadilan Nevada. Itu lantaran Pacman tetap mendapat keuntungan hingga Rp 1,5 triliun dalam laga.
Namdari membenarkan cedera yang dialami Pacman sebelum laga sangat berpengaruh pada hasil yang diterimanya. Jika saja Namdari adalah dokter yang menangani Pacman saat itu, dia akan mengingatkan kemungkinan cedera parah yang bakal terjadi dalam laga. "Saya sekaligus akan memberitahu dia akan sulit mendaratkan pukulan akurat dengan kekuatan yang signifikan," katanya.
Menurut Namdari, tak ada yang bisa ditempuh Pacquaiao selain operasi. Menurutnya, proses operasi hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam oleh ahli bedah yang terlatih. Namun, pemulihan tidak sederhana. "Seseorang di usia Pacquiao yakni 36 tahun akan membutuhkan waktu pemulihan sampai 12 bulan," katanya.
Ihwal laga ulang yang akan dihadapi Pacman dengan Meyweather pada tahun depan, ahli bedah dari kampus Thomas Jefferson University hanya mengatakan, "Pertandingan ulang berpotensi dalam bahaya."
SI | TRI SUHARMAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini