Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan perenang nasional Richard Sambera resmi memimpin Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) selama 4 tahun ke depan. Ia telah dikukuhkan Menpora Imam Nahrawi di Wisma Kemenpora, Jakarta, Senin, 14 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Richard akan didampingi enam personel lain, termasuk Sekjen Andreas Marbun dan Bendahara yang juga Putri Indonesia 2015, Anindya K. Putri. Ia diharapkan menjadi ujung tombak terciptanya industri olahraga profesional di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menpora berharap BOPI bisa menegakkan standar olahraga profesional Indonesia. "Supaya ke depan bisa jauh lebih baik. Ini generasi baru. Kami harapkan mereka lebih berani dan profesional," kata dia seusai melantik personel BOPI.
BOPI merupakan lembaga pemerintah yang tugasnya menjadi regulator pelaksanaan olahraga profesional di Indonesia. Liga Indonesia merupakan salah satu kegiatan yang harus mendapatkan rekomendasi dari lembaga ini untuk pelaksanaannya.
Tidak hanya sepak bola, olahraga profesional yang berkembang adalah tinju serta cabang olahraga baru yaitu tarung bebas atau MMA yaitu One Pride, One Championship, hingga Brave 12 yang baru saja berlangsung. "Tantangan BOPI ke depan memamg jauh lebih besar. Makanya dituntut untuk bekerja secara profesional," ucap Imam.
Menurut Menpora, BOPI juga harus melakukan koordinasi dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan induk organisasi cabang olahraga.
Sementara itu, Richard Sambera berjanji akan bergerak cepat mengingat industri olahraga profesional di Indonesia mulai berkembang. Hanya saja, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan koordinasi.
"Langkah pertama saya melakukan koordinasi ke dalam guna mengetahui apa saja yang dilakukan sebelumnya. Intinya saling mendukung dan bekerja sama," kata pria yang juga seorang olimpian itu.
Tantangan BOPI ke depan memang cukup berat karena penegakan aturan di industri olahraga Indonesia belum sepenuhnya maksimal. Di antara berbagai problem yang dihadapi adalah soal verifikasi, masalah pendanaan, dan memastikan terpenuhinya hak dari pemain maupun atlet pelaku olahraga profesional.