Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dustin Johnson menjuarai Tour Championship setelah unggul tiga pukulan untuk meraih gelar FedEx Cup pertamanya. Ia berhasil menyabet hadiah US$ 15 juta atau Rp 221 miliar pada babak terakhir turnamen itu, Senin waktu setempat atau Selasa WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemenangan ini sekaligus juga mengembalikan dia ke puncak peringkat dunia dan menutup sempurna musimnya di PGA Tour. Turnamen terakhir dalam PGA Tour musim 2019-2020 PGA Tour ini sepertinya bakal bebas dari drama ketika Johnson mengawali lomba dengan gebrakan lima pukulan di East Lake Golf Club.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pegolf Amerika Serikat berusia 36 tahun ini membutuhkan lebih dari sekadar itu untuk menutup babak terakhir dengan dua di bawah par 68. Ia berhasil menyingkirkan juara FedExCup 2017 Justin Thomas dan Xander Schauffele yang keduanya mengakhiri lomba pada empat pukulan di bawah 66.
Johnson yang memulai pekan lomba ini dengan 10-under akibat sistem penilaian FedExCup, finis dengan total 21-di bawah 269 untuk merebut gelar ke-23 dalam karirnya. Gelar ini menjadi gelar ketiga musim yang diselingi pandemi.
Setelah nyaris menyabet gelar FedExCup empat tahun silam, Johnson yang jarang membahas target-targetnya tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa juara adalah tujuan karirnya. Empat tahun lalu, pegolf Irlandia Utara Rory McIlroy menaklukkan Kevin Chappell dan Ryan Moore dalam playoff tiga pemain di Tour Championship itu.
"Saya ingin menjadi juara FedExCup. Saya bangga sekali dengan cara saya main, saya bermain bagus sekali khususnya pada empat turnamen terakhir," kata Johnson seperti dikutip Reuters, Selasa, 8 September 2020. Satu-satunya hal yang gagal dimenangkan Johnson musim ini terjadi ketika ia hanya menjadi runner-up PGA Championship, Agustus lalu.
Johnson mencetak tiga birdie pada enam lubang pertama. Namun, ia membuat bogey berturut-turut pada lubang ketujuh dan kedelapan sehingga membuka pintu kepada Thomas dan Schauffele untuk bangkit pada sembilan lubang terakhir atau "back nine". Saat itu, keunggulan Johnson menyempit menjadi terpaut tiga pukulan.
Schauffele kian menguatkan tekanan ketika mencatat birdie pada lubang ke-11 dan 12, sedangkan Thomas memasukkan birdie pada lubang ke-16. Namun, Dustin Johnson sulit tersalip ketika pe-golf nomor satu dunia itu mencatat delapan par berturut-turut pada sembilan lubang teakhir sebelum memasukkan birdie terakhir pada lubang ke-18.