Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Paris - Juara Prancis Terbuka yang baru, Stanislas Wawrinka, mengatakan masih jauh untuk bisa dibandingkan dengan para petenis yang digolongkan dalam empat besar dunia.
Meskipun, Wawarinka baru saja membuat kejutan besar dengan mengalahkan Novak Djokovic pada final di Roland Garros, Paris, Minggu 7 Juni 2015. Selain itu, petenis putra dari Swiss tersebut menduduki peringkat keempat dunia setelah menang di Roland Garros.
Djokovic menjadi favorit kuat untuk merebut gelar pertamanya di lapangan tanah liat Roland Garros dan melengkapi kemenangannya di 4 seri Grand Slam yang berlangsung setiap tahun. Tapi, Wawrinka berhasil mengalahkan petenis nomor satu dunia dari Serbia itu 4-6, 6-4, 6-3, 6-4.
Itu artinya Wawrinka memenangi seri Grand Slam yang kedua setelah di Australia Terbuka tahun lalu. Bersama Juan Martín del Potro dan Marin Cilic, ia salah satu dari hanya tiga peman sejak 2005 yang bisa memecahkan dominasi Djokovic, Rafael Nadal, Roger Federer, dan Andy Murray di seri Grand Slam.
Dan, Murray adalah satu-satunya dari empat besar dunia itu yang belum pernah dikalahkan Wawrinka sampai saat ini. Wawrinka sudah mengalahkan rekan senegaranya, Federer, pada perempat final Prancis Terbuka tahun ini dan mengalahkan Nadal di Roma bulan lalu.
Kemenangannya yang terakhir melawan Djokovic sangat mengesankan. Wawrinka menyudutkan jagoan tenis dari Serbia itu dengan serangkaian pukulannya yang agresif dari baseline atau garis tepi permainan.
Tapi, Wawrinka meyakini masih butuh penampilan lebih konsisten untuk bergabung dengan para petenis elite dunia yang disebutnya itu.
“Saya tidak sekuat sebagaimana empat besar itu. Mereka memenangi semuanya,” kata Wawrinka. “Tapi, saya cukup kuat untuk memenangi sejumlah gelar besar. Saya belum belum menemukan jalan untuk menampilkan permainan terbaikku pada setiap turnamen. Tapi, saya masih oke dan puas dengan karierku sejauh ini,” Wawrinka melanjutkan.
“Saya tidak sebagus mereka tapi cukup bagus untuk memenangi dua turnamen Grand Slam. Saya bisa mengalahkan mereka dalam turnamen-turnamen besar, di semifinal atau final. Tapi, empat besar selalu menjadi empat besar,” Wawrinka lagi.
“Saya tidak ingin dibandingkan dengan mereka. Saya ingin membuat kemajuan dan terus melangkah. Saya ingin mengalahkan mereka.”
Kemenangan besar Wawrinka di Prancis Terbuka ini menyusul terjadi satu periode kehidupan pahit yang dialami pemain nomor 4 dunia yang baru ini. April lalu, ia mengumumkan perceraiannya dengan sang istri.
“Adalah penting ketika Anda seorang atlet untuk bisa menempatkan pikiran pada apa yang Anda lakukan. Ketika Anda sedang berlatih dan memberikan semuanya di situ, Anda harus berusaha untuk fokus pada apa yang dilakukan,” kata Wawrinka.
“Saya masih terkejut bahwa dalam dua bulan, saya bisa memenangi Prancis Terbuka karena saya tidak dalam kondisi baik setelah (turnamen) Monaco (April lalu). Itu adalah momen terberat buat saya. Bisa memenangi Prancis Terbuka adalah sesuatu yang benar-benar gila,” Wawrinka menambahkan.
Wawrinka kini akan mengalihkan fokusnya ke seri Grand Slam berikutnya di lapangan rumput Wimbledon, Inggris, mulai 28 Juni mendatang. Tahun lalu, ia meraih hasil terbaik di sana yaitu perempat final.
GUARDIAN | WORLD TENNIS | HARI PRASETYO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini