Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Turnamen Free Fire Asia Invitation (FFAI) 2019 selesai digelar. Tunamen tersebut ditutup dengan diberikannya penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) kepada pihak Garena Indonesia selaku penyelenggara FFAI 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi hari ini kami mendapatkan penghargaan Muri untuk Garena atas rekor kompetisi game pertama yang menggunakan Augmented Reality atau AR," ujar Country Production Garena Free Fire Indonesia Christian Wihananto di ICE BSD by Sinar Mas Land, Tangerang, Sabtu, 7 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan pantauan Tempo selama turnamen, pembukaan FFAI 2019 diawali dengan tampilan seorang pemain biola wanita yang didampingi hologram pemain yang bersangkutan. Sehingga di layar terlihat empat wanita yang sama bermain biola. Dan ada burung yang terbang di atas penonton di arena pertandingan.
Garena Indonesia, kata Christian, selalu memikirkan dan mencoba melakukan terobosan baru untuk mengembangkan game ini dan memberikan yang terbaik kepada gamer-gamer-nya. Oleh karena itu, Christian dan tim menggunakan elemen-elemen AR introdactional sport production dalam acara pembukaan itu.
"Kami menggunakan AR untuk introduction tim dan juga opening show kami. Kita itu ingin menggandeng user kami. Sekarang banyak online game production yang mereka tonton, mungkin bosan atau jenuh. Sehingga kami harus memberikan yang terbaik agar mereka lebih ter-engaged dan antusiasmenya lebih baik," kata Christian.
Rekor Muri tersebut merupakan rekor kedua bagi Garena Indonesia. Sebelumnya, rekor pertama diraih Garena Indonesia adalah kompetisi battle royal dengan peserta terbanyak yaitu 7620 tim pada April 2019 lalu. "Kami selalu mencari cara untuk memberikan entertainment value untuk para pemain kami," tutur Christian.
Christian juga menceritakan bagaimana kendala yang dialami timnya ketika menggunakan teknologi AR. Menurutnya, kendalanya adalah karena pertama kali digunakan sehingga kurang mengeksplor teknologinya.
"Ini pertama kali kami coba, ini juga pertama kali ada di game online di Indonesia," ujar Christian. "Jadi mungkin ke depannya kita bisa pikirin apa yang bisa kita lakukan selanjutnya dari segi penggunaan AR technology dan kita bisa lebih eksplor ke sana."
FFAI 2019 diikuti oleh 13 tim eSports terbaik di ICE BSD by Sinar Mas Land. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh tim sala Indonesia Island of God. Posisi kedua diraih oleh tim asal Thailand Thonburi Esport, sedangkan urutan ketiga diraih tim asal Indonesia yaitu Evos Roar.