Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Atlet putri Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi, menempati urutan kedua klasemen sementara Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023.
Catatan waktu terbaik Desak adalah 6,52 detik, yang merupakan rekor Asia, jauh melampaui perolehan waktu Aries Susanti Rahayu yang 6,99 detik.
Desak menargetkan bisa menembus waktu 5,99 detik agar dapat lolos ke Olimpiade 2024 di Paris.
LAYAR penghitung waktu di puncak dinding buatan berhenti pada angka 6,82 detik saat Desak Made Rita Kusuma Dewi menyentuhnya. Dengan torehan catatan waktu tersebut, atlet putri panjat tebing Indonesia ini kembali meraih medali perak kategori speed pada seri keempat Piala Dunia Panjat Tebing (Climbing World Cup) Federasi Olahraga Panjat Tebing Internasional (IFSC) 2023 di Salt Lake City, Amerika Serikat, Ahad, 21 Mei lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atlet yang lahir di Sambangan, Buleleng, Bali, 24 Januari 2001, ini tak berhasil mengalahkan atlet Polandia, Aleksandra Miroslaw, yang memanjat dinding dengan waktu 6,43 detik, untuk mengunci podium utama. Adapun atlet Cina yang saat ini menduduki peringkat pertama dunia (dengan 4.845 poin), Deng Lijuan, memperoleh perunggu karena mencatatkan waktu 6,88 detik atau 0,02 detik lebih lambat dari Desak di babak kualifikasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Capaian di Amerika Serikat ini makin mendekatkan Desak dengan tiket Olimpiade Paris 2024. Kini ia berada di urutan kedua klasemen sementara Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023 dengan 2.300 poin sebagai hasil dari satu medali perunggu yang diraih di Seoul, Korea Selatan, serta dua medali perak di Jakarta dan di Salt Lake City. Miroslaw menempati posisi pertama dengan 3.000 poin setelah meraih tiga medali emas di tiga seri piala dunia. "Catatan waktu terbaik saya 6,52 detik," kata Desak melalui sambungan telepon, Rabu, 31 Mei lalu.
Desak mengatakan ia perlu meningkatkan lagi kemampuan memanjatnya. Menurut dia, atlet Polandia dan Cina bakal menjadi pesaing terberat untuk meraih tiket ke pesta olahraga terbesar sejagat itu. "Untuk tiket ke Olimpiade, maksimal dua orang untuk satu negara. Semoga saya, Kak Nurul Iqamah, dan Kak Rajiah Sallsabillah bisa bersaing mendapatkan tiket buat Indonesia," ucap peraih medali emas nomor speed Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 ini.
Atlet panjat tebing Bali Desak Made Rita Kusuma Dewi/ANTARA/Abriawan Abhe
Untuk mewujudkan tekadnya itu, Desak berlatih lima kali sehari bersama rekannya di Bekasi, Jawa Barat, yang menjadi lokasi pemusatan latihan nasional (pelatnas) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Setiap pagi dan sore, Desak bergantian menjalani program memanjat ataupun latihan fisik di gym. "Kami hanya libur latihan hari Rabu dan Ahad," ujar Desak, yang menempati peringkat ketiga dunia untuk kategori speed putri dengan 4.060 poin.
Desak mengatakan berkenalan dengan olahraga panjat tebing melalui sang bibi, Desak Komang Mulia Astiti, yang berkecimpung di dunia olahraga tersebut. Ia mulai berlatih pada 2008 ketika duduk di bangku kelas II sekolah dasar. "Latihan waktu itu di Taman Kota Singaraja, Buleleng. Jadi keterusan karena banyak juga anak kecil yang ikut berlatih," tutur Desak.
Keseriusannya menjadi atlet panjat tebing, kata Desak, muncul ketika ia berhasil meraih medali emas pada Pekan Olahraga Seni dan Pelajar Provinsi Bali 2011. Ia pun menempa kemampuan secara reguler di bawah arahan pelatihnya di Pengurus Daerah FPTI Buleleng, Ketut Warta. "Setelah itu rutin ikut kejuaraan daerah, kejuaraan nasional, sebelum gabung ke pemusatan latihan daerah dan pelatnas," ujar Desak, yang mengidolakan atlet Aries Susanti Rahayu dan atlet Rusia, Iuliia Kaplina.
Pelatih Kepala Pelatnas Panjat Tebing, Hendra Basir, mengatakan ia memantau Desak sejak persiapan Asian Games 2018. Ia sudah mengundang Desak untuk menjadi rekan latihan Aries Susanti Rahayu, yang diproyeksikan buat mendapatkan medali. "Cuma waktu itu saya tidak tahu apakah alasan sekolah, pengurus provinsi juga belum mendapatkan izin,” ucap Hendra melalui sambungan telepon, Rabu, 31 Mei lalu. “Sebenarnya dia sudah punya potensi kalau bergabung di pelatnas Asian Games 2018.”
Pengamatan Hendra itu ternyata tidak salah. Setelah tiga tahun bergabung dengan pelatnas, Desak kini sudah bersaing di level atlet elite dunia. Hendra mengatakan masih punya pekerjaan rumah untuk mengasah kemampuan Desak sehingga bisa mengalahkan atlet Polandia, Aleksandra Miloslaw. "Memang diakui atlet Polandia berprestasi sejak 2012, tapi perlu melakukan upgrade atlet kita," tuturnya.
Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia Yenny Wahid mengapresiasi raihan prestasi Desak. Ia merasa puas karena Desak mampu mempertahankan performa dan prestasinya. "Tentu saya sangat puas atas konsistensi performa yang ditunjukkan Desak. Terlebih ia bisa mempertahankan raihan medalinya," kata Yenny melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 1 Juni lalu.
Menurut Yenny, kemampuan Desak menjadi andalan baru Indonesia selepas era Aries Susanti Rahayu. Bahkan, secara catatan waktu, atlet panjat tebing 22 tahun itu sudah jauh melampaui Aries. Saat meraih medali perak di Piala Dunia Panjat Tebing IFSC di Jakarta, 6-7 Mei lalu, Desak mencatat waktu 6,52 detik, yang menjadi rekor baru Asia. Capaian itu jauh lebih baik dibanding rekor dunia yang dicetak Aries dengan 6,99 detik pada Piala Dunia Panjat Tebing IFSC di Xiamen, Cina, 19 Oktober 2019.
Bila dibandingkan dengan Aries, Desak belum mencatatkan diri sebagai pemecah rekor dunia, meraih medali di klasemen akhir Piala Dunia, dan merebut medali di kejuaraan multievent. Sejak debutnya di Piala Dunia di Villars, Swiss, pada 2021, prestasi terbaik Desak adalah urutan ke-10 klasemen akhir Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2022 dan 2021. Adapun Aries merengkuh medali perunggu Piala Dunia 2019, medali perak Piala Dunia 2018, serta medali emas speed perseorangan putri dan medali emas estafet putri Asian Games 2018.
DESAK MADE RITA KUSUMA DEWI/Tempo
“Desak dan pemanjat putri di pelatnas saat ini sebenarnya sudah jauh lebih baik daripada Aries,” ucap Yenny. “Hanya, para pesaing mereka juga berkembang jauh lebih baik." Yenny memberi contoh Aleksandra Miroslaw, yang tujuh kali berturut-turut memecahkan rekor dunia sepanjang 2021-2023 dan terakhir mempertajam catatan waktunya menjadi 6,25 detik yang diukir pada seri kedua Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023 di Seoul, 28 April lalu.
Sementara itu, dua rekan Desak yang dikirim ke Salt Lake City memang belum bisa merebut medali. Rajiah Sallsabillah berada di urutan keempat dan Nurul Iqamah menempati peringkat ketujuh. Namun capaian Rajiah dan Nurul di sana jauh lebih baik dibanding raihan mereka di Jakarta, yakni Rajiah berada di urutan kedelapan dan Nurul di peringkat kesembilan. “Saya berharap performa Desak dan rekan-rekannya bisa terus meningkat untuk seri-seri selanjutnya," ujar Yenny.
Para atlet panjat tebing Indonesia selanjutnya bakal menjalani dua kejuaraan terdekat, yakni Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023 di Villars, Swiss, pada 30 Juni-2 Juli dan Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023 di Chamonix, Prancis, pada 7-9 Juli mendatang. “Semoga bisa tembus (catatan waktu) 5,99 detik,” kata Desak mengenai cita-citanya agar bisa mengalahkan atlet panjat tebing putri Cina dan Polandia untuk mendapatkan tiket Olimpiade 2024 Paris.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo