Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Depok - Baliho bergambar Wali Kota Depok Mohammad Idris yang berisi dukungan agar maju di Pemilihan Gubernur Jawa Barat atau Pilgub Jabar mulai bertebaran. Menanggapi itu, Idris mengaku tak tahu menahu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Di mana? yang masang siapa? saya enggak masang soalnya," ujar Idris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pasangan Imam Budi Hartono pada Pilkada 2020 Depok ini pun mengatakan tidak memiliki tim sukses, bahkan menganjurkan ASN di Depok untuk bersikap netral dan tidak ikut-ikutan dukung mendukung.
"Kalau memang ada baliho, ya mungkin ada sebagaian masyarakat ingin saya melanjutkan pemerintahan yang saya di Kota Depok sudah selesai, mungkin," ujar Idris.
Mantan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok ini pun tidak akan menyuruh membongkar, karena papan reklame tersebut resmi.
"Saya enggak akan nyuruh bongkar, orang resmi," ujar Idris.
Idris mengaku untuk maju tidaknya pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2024 tergantung dari partai pengusungnya dan bertanya dulu ke orang spesial.
"Tergantung partai pengusungnya siapa, di baliho ada enggak. Nanti kan koalisi, seperti DKI (Jakarta) kan, koalisi seperti apa yang awal seperti apa, sudah beda-beda lagi," kata Idris usai rapat paripurna di Gedung DPRD kota Depok, Kamis, 27 Juni 2024.
Idris menegaskan sebagai anggota partai dan saat ini menjabat Ketua Dewan Pakar PKS Depok, ia akan mengikuti ketentuan dan arahan dari DPP.
"Tapi, terkait masalah amanat eksekutif, saya akan konsultasi pada orang-orang spesial saya, kepada istri, keluarga, guru-guru saya yang belum tentu saya mencalonkan atau dicalonkan," tegas Idris.
Adapun salah satu papan reklame Mohammad Idris berada di Jalan Juanda atau dekat gerbang Tol Cijago Margonda.
Papan reklame dengan foto Mohammad Idris berlatar jingga berisi dukungan dari beberapa elemen masyarakat, yakni Aliansi Masyarakat Pecinta Ulama dan Habaib (AMPUH), Smile, Sahid, Baja No 1 (Bersama untuk Jawa Barat), KH. Sabar (Kahiji Bersama Jabar), Gema (Gerakan Emak2) dan Simponi (Sohib Mpok Nuryani).