Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Aksi Simbolik Bawa Balita ke Peringatan May Day di DPR

Perempuan setelah selesai cuti melahirkan akan selalu dihadapkan pada pilihan dilematis, yakni melanjutkan bekerja atau berhenti bekerja.

1 Mei 2025 | 20.11 WIB

Jaringan Perempuan untuk Negara Peduli Pengasuhan (Jaga Pengasuhan) menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional di depan Gedung DPR RI, Jakarta, 1 Mei 2025. Tempo/Ervana
Perbesar
Jaringan Perempuan untuk Negara Peduli Pengasuhan (Jaga Pengasuhan) menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional di depan Gedung DPR RI, Jakarta, 1 Mei 2025. Tempo/Ervana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -- Jaringan Perempuan untuk Negara Peduli Pengasuhan (Jaga Pengasuhan) hadir dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 yang dihelat di depan Gedung Parlemen, Jakarta. Sekitar pukul setengah lima sore, Tempo melihat dua pekerja perempuan tengah mendorong stroller atau kereta dorong bayi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Gina Sabrina, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI), datang ke aksi May Day bersama anaknya yang masih berusia di bawah lima tahun. Monik, sapaan akrab Gina Sabrina, mengatakan kehadirannya di depan gedung perwakilan rakyat pada Kamis ini untuk memperjuangkan hak-hak ibu yang bekerja. Ia mengatakan dirinya datang ke lokasi aksi sejak pukul satu siang bersama sekitar 100 ibu pekerja lainnya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, membawa balita ke peringatan May Day merupakan aksi simbolik. “Setiap perempuan yang selesai cuti melahirkan itu selalu dihadapkan pada pilihan dilematis, apakah akan melanjutkan bekerja atau harus berhenti bekerja,” ujar Monik saat ditemui di depan Kompleks MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, pada Kamis, 1 Mei 2025. 

Dia menjelaskan, bila tak ingin meninggalkan pekerjaannya, seorang ibu yang bekerja harus memiliki sistem pendukung yang baik. Salah satunya, tempat menitipkan anak atau daycare. Dia menyebutkan biaya fasilitas daycare di Jakarta berkisar Rp 4,5 juta hingga Rp 6,5 juta. Harga itu setara dengan gaji bulanan pekerja atau upah minimum regional Jakarta. Monik mengatakan perempuan kemudian lebih memilih untuk berhenti bekerja lantaran tak bisa menitipkan anaknya. “Makanya salah satu tuntutan kami adalah memenuhi hak-hak perempuan yang bekerja. Salah satunya, daycare gratis,” ujar dia. 

Monik juga mengatakan, Jaga Pengasuhan mendorong pemenuhan hak-hak perempuan, misalnya, cuti melahirkan enam bulan dan juga penyediaan ruang-ruang laktasi. Menurut dia, ibu yang bekerja memiliki peran berlapis. Selain sebagai perempuan, mereka seorang istri, ibu, dan juga buruh perempuan. “Untuk mendukung itu semua harus ada supersistem yang baik yang perlu dipenuhi negara,” tutur Monik. 

Gabungan masyarakat sipil berbagai elemen menggelar aksi May Day di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, 1 Mei 2025. Mereka tergabung dalam Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak). Aksi tersebut semula akan dilakukan di kawasan Sudirman-Thamrin dengan long march dimulai dari kawasan Dukuh Atas hingga Istana Negara. Namun, lokasi aksi diubah karena beberapa alasan. Salah satu alasannya Presiden Prabowo Subianto akan ikut May Day di kawasan Monas.

Ade Ridwan Yandwiputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Ervana Trikarinaputri

Lulusan program studi Sastra Inggris Universitas Padjadjaran pada 2022. Bergabung dengan Tempo sejak pertengahan 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus