Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengatakan umrah yang dilakukannya bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan sejumlah pimpinan Persaudaraan Alumni 212 sebagai umrah politik. Amien mengatakan tidak salah jika banyak yang menyebut demikian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Umrah politik itu betul. Umrah dulu baru politik. Umrahnya di tanah suci di (Masjidil) Haram, politiknya di rumahnya Habib Rizieq," kata Amien di rumah dinas Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Sabtu, 9 Juni 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Amien Rais bersama sejumlah tokoh PA 212 berangkat umrah pada 1 Juni lalu. Keesokan harinya, Amien bertemu dengan Prabowo Subianto di depan Kakbah. Usai beribadah, mereka menuju rumah Rizieq Shibab yang berjarak sekitar 15 menit perjalanan dengan mobil dari Masjidil Haram. Lantaran kebersamaan para tokoh itu, umrah tersebut disebut umrah politik.
Ia pun mengungkapkan doa yang dipanjatkan saat umrah. Amien berujar dia melakukan tawaf seorang diri di malam hari seusai umrah. Dalam tawaf itu dia mengaku berdoa agar dapat pulang ke rumah Allah, bukan rumah setan. "Ya Allah mudah-mudahan hamba-Mu ini tidak termasuk orang yang sesat. Bisa pulang ke rumah-Mu, bukan rumah setan. Karena kita ini hizbullah, bukan yang satu itu," ujarnya.
Amien mengatakan dalam doanya dia juga meminta Allah menghancurkan "si fulan" yang dia anggap sebagai musuh Allah dan musuh kaum beriman. Saat berdoa, Amien mengaku menyebut langsung nama "fulan" yang dia maksud. Dalam sambutannya hari ini, Amien tak menyebutkan nama yang dia maksud.
"Di sini enggak disebut, nanti bisa hate speech," kata Amien Rais. "Saya kira kalau doa saya ini mabrur, tahun depan enteng lah.