Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Angka Perokok Pemula Naik, Menkes Minta Guru Tak Merokok

Menteri Nila Moeloek meminta guru tak merokok sehingga angka perokok pemula bisa ditekan.

12 Juli 2019 | 00.07 WIB

Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyampaikan pemaparan saat Indonesian Tuberculosis International Meeting,  di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 6 April 2019. Pertemuan itu mengangkat tema A Joined Force To Bring TB Down, Recent Development in The Diagnosis and Management of Tuberculosis. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Perbesar
Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyampaikan pemaparan saat Indonesian Tuberculosis International Meeting, di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 6 April 2019. Pertemuan itu mengangkat tema A Joined Force To Bring TB Down, Recent Development in The Diagnosis and Management of Tuberculosis. ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengingatkan pada guru-guru di sekolah agar tidak boleh merokok sehingga menjadi contoh kepada siswa. Selain itu, Nila mengatakan dengan guru tak merokok maka mencegah munculnya perokok pemula.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca: 4 Cara Mudah Cegah Stroke, Penyakit yang Diidap Tio Pakusadewo

"Kami mendorong lagi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar guru tidak boleh merokok, harus jadi contoh anak-anak murid," kata Nila di Jakarta, Kamis, 11 Juli 2019.

Nila mengatakan di beberapa daerah sudah ada regulasi mengenai kawasan tanpa rokok, termasuk di lingkungan sekolah.

Ia meminta agar peraturan daerah tersebut bisa benar-benar dilaksanakan, khususnya di sekolah dengan guru-guru yang tidak merokok.

Prevalensi perokok di Indonesia cenderung stagnan dari tahun ke tahun yaitu berada di angka 33,8 persen. Namun, perokok pemula dengan usia 10-18 tahun mengalami peningkatan signifikan.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi perokok pemula sebesar 7,2 persen, jumlah itu meningkat menjadi 9,1 persen pada Riskesdas 2018.

Nila menyebutkan bahwa Kementerian Kesehatan menemukan meningkatnya prevalensi perokok remaja dikarenakan masifnya iklan rokok yang menyasar anak-anak, termasuk melalui iklan di media sosial.

"Tentu kami mengkaji kenapa, salah satunya dari iklan atau sponsor begitu mudah di media sosial," kata Nila.

Baca: 6 Penyebab Kanker Paru Selain Merokok

Dia menyebut Kementerian Kesehatan telah bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam memblokir iklan-iklan rokok di internet. Hingga saat ini kedua kementerian disebutkan masih berkoordinasi untuk memblokir iklan rokok di internet lebih banyak lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus