Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penggagas Laporpresiden.org, Ainun Najib, mengatakan ide membuat situs itu berawal dari banyaknya media online dan abal-abal yang kerap mengangkat berita negatif. Bahkan sebagian akun sosial media memfitnah Presiden Joko Widodo."Banyak pula media sosial yang mendiskreditkan pemerintah, terutama Presiden," ucapnya kepada Tempo melalui pesan singkatnya, Sabtu, 25 Juli 2015.
Ia pun menyampaikannya kepada Jokowi saat melayat Lee Kuan Yew di Singapura. Kunci masalahnya, ujar dia, tidak jelasnya jalur komunikasi dari dan ke Jokowi. Kemudian Ainun menyarankan Jokowi membuat akun Facebook dan Twitter resmi. Presiden juga disarankan menunjuk juru bicara atau membentuk Tim Komunikasi Presiden. "Ini sepertinya masukan banyak orang, bukan saya saja. Makanya sekarang sudah terwujud ada Tim Komunikasi Presiden yang dikepalai Teten Masduki," ujarnya.
Sementara itu, untuk jalur khusus ke Presiden, Ainun mengusulkan membuat platform online yang menampung aspirasi rakyat. Ainun berpendapat, metode blusukan yang berjalan secara offline tidak berfungsi secara efektif berdasarkan lingkup skala. "Dari situlah, saya terpikir untuk turun tangan apa yang saya bisa bantu. Tercetuslah keyword Lapor Presiden itu," tutur Ainun.
Ainun kemudian memaparkan idenya tersebut dalam forum Developer Startups. Dua pekan setelahnya, Presiden mengundangnya makan siang di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. "Ternyata respons beliau sangat positif, terbuka untuk menerima laporan publik melalui platform online Lapor Presiden ini."
Alhasil, situs Laporpresiden.org diluncurkan pada awal Mei lalu. Hingga kini, ada 5.000 pengaduan masyarakat melalui situs tersebut. Setiap bulan, Ainun melaporkan ke Presiden lima pengaduan terbanyak. Situs Laporpresiden.org, kata Ainun, mirip situs Petitions.whitehouse.gov yang diperuntukkan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama. "Sekarang Presiden Jokowi sudah berkenan menerima laporan dari Lapor Presiden secara berkala setiap bulan," ucap Ainun.
DEWI SUCI RAHAYU
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini